Apakahdomba yang liar dipatahkan kakinya oleh gembala israel? Kondisi seperti ini mirip dengan apa yang terjadi terhadap umat allah di yeh. Setiap pagi, ia memperhatikan, sang gembala membawakan sesuatu untuk seekor dombanya.
Keluarga Rebank telah turun-temurun beternak domba di bagian utara Inggris. Dalam bukunya yang luar biasa, The Shepherd’s Life Kehidupan Seorang Gembala, James Rebank menceritakan bagaimana keluarga mereka membangun sebuah peternakan dengan menggarap area kecil yang ditumbuhi alang-alang dan onak. Hanya gembala-gembala tangguh yang dapat melakukan pekerjaan seperti ini. Keluarga Rebank bekerja keras untuk memelihara hidup domba-domba jenis Herdwick milik mereka di sepanjang musim dingin yang panjang dan gelap, di tengah ancaman es dan hawa dingin serta jarangnya rumput di padang. Sepanjang tahun, mereka berjuang melindungi domba peliharaan mereka dari penyakit dan mengusir hewan-hewan pemangsa. Mereka mengawasi kawanan domba mereka dengan keuletan yang teguh, kasih sayang yang lembut, dan kegigihan yang tangguh. Seperti gembala pada umumnya, keluarga Rebank senantiasa penuh perhatian dan murah hati. Mereka memberikan segalanya demi domba-domba mereka. Kisah yang ditulis James Rebank itu menggugurkan bayangan kita akan indah dan romantisnya beternak domba. Para gembala tidak menghabiskan hari-hari mereka dengan berjalan-jalan melalui kawasan pedesaan yang subur sambil bermain-main dengan hewan yang lucu. Mereka benar-benar menghadapi bahaya. Pikirkanlah gambaran Mazmur 23. Doa yang sangat terkenal ini—dan penghiburan yang ditawarkannya—menyatakan satu kebenaran mendasar Sang Gembala selalu menjaga kita. “Tuhan adalah gembalaku,” kata sang pemazmur, “takkan kekurangan aku” 231. Kalimat ini mendasari seluruh kelanjutan mazmur ini—dan seluruh hidup kita. Kata-kata ini tidak mengabaikan suramnya realitas kehidupan yang kita hadapi. Namun, kata-kata penghiburan ini mengumumkan sebuah pernyataan yang nyata Karena kita mempunyai Gembala yang baik, kita memiliki segala yang kita butuhkan. Gembala itu menuntun kita kepada padang rumput yang hijau di pinggir air yang tenang dan segar. Dia menyegarkan jiwa-jiwa kita yang lelah, sedih, dan gelisah. Sayangnya, seperti kata pemazmur, kita masih harus “berjalan dalam lembah kekelaman” Namun, bahkan di sana pun kita dapat menolak untuk takut—bukan karena kita mampu mengendalikan situasi yang ada, tetapi karena kita telah bertemu dengan Sang Gembala yang dapat diandalkan, dan kesetiaan-Nya untuk menyertai itu memusnahkan segala ketakutan kita. “Aku tidak takut bahaya,” kata pemazmur, “sebab Engkau besertaku” Dalam dua minggu terakhir, ada beragam pesan dan kabar menyedihkan yang saya terima. Seorang teman harus melarikan suaminya ke rumah sakit karena penyakit yang mengancam nyawa. Seorang teman lain terancam kehilangan apartemennya karena tidak bisa membayar sewa. Dunia menyaksikan bagaimana COVID-19 mengancam seluruh sendi kehidupan yang kita jalani. Di mana-mana, begitu banyak orang benar-benar membutuhkan pertolongan, tetapi bahkan di tengah kengerian yang sangat nyata, sang pemazmur mengatakan bahwa kita tidak perlu takut. Ketika musuh hendak menerkam kita dengan taring-taringnya yang tajam, Sang Gembala melawannya dengan penuh kuasa dan kegigihan. Kita tidak perlu takut karena kita memiliki seorang Gembala yang baik dan berkuasa. Gada dan tongkat-Nya menghibur kita Tongkat kait yang digunakan untuk menarik domba yang tersesat dari pinggir jurang dan gada alat pukul yang digunakan untuk memukul pergi hewan pemangsa itu menyatakan bagaimana Sang Gembala adalah pribadi yang lembut sekaligus tangguh. Lebih dari itu, Gembala kita juga menyediakan pesta perjamuan di tengah kesulitan kita. Dia memberikan kelimpahan—lebih dari yang kita butuhkan Gembala kita selalu mengawasi demi kebaikan kita, mencari kita dengan tiada lelah, dan mengenyahkan musuh yang hendak mengusik kita. Orang-orang Kristen mula-mula membaca Mazmur 23 dengan memahami bahwa Yesus adalah Sang Gembala yang sejati. Sebenarnya kita tidak perlu membaca tulisan-tulisan kuno untuk membuat kaitan tersebut, karena Yesus sendiri sudah melakukannya. “Akulah gembala yang baik,” kata-Nya Yoh. 1011. Segala sesuatu yang dilakukan sang gembala dalam Mazmur 23 sekarang dilakukan Yesus untuk kita. Karena Dialah Gembala kita yang baik, kita mempunyai segala sesuatu yang kita perlukan. Tuhan Yesus memberikan kita istirahat yang tenang. Dia memulihkan hati kita yang hancur. Dia membawa kita melewati lembah kekelaman bukan mengitari, tetapi melewatinya. Ketika kita tersesat, Yesus memperlakukan kita dengan baik, lembut, dan penuh kasih. Ketika musuh hendak menerkam kita dengan taring-taringnya yang tajam, Sang Gembala melawannya dengan penuh kuasa dan kegigihan. Jika kita ingin mengenal karakter Yesus, kita dapat melakukannya dengan menggali karakter sang gembala dalam Mazmur 23. Yesus setia dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia murah hati dan selalu menyediakan kebutuhan kita. Dia bijaksana dan selalu mengetahui apa yang sungguh kita butuhkan. Yesus lemah lembut dan membalut hati kita yang cemas. Dia kuat dan sanggup melindungi kita dari apa pun yang mengancam kita bahkan dari hal-hal dalam diri yang cenderung merugikan kita sendiri. Yesus pantang menyerah dan setia mencari kita dengan kasih-Nya sampai akhir. Di Israel masa kini, para gembala sering tidur dekat domba-domba mereka supaya dapat berjaga-jaga sepanjang malam. Para gembala masih sering membawa gada untuk mengusir hewan pemangsa. Mereka menggunakan cara memanggil yang unik sebagai sinyal untuk memberi tahu domba-domba itu bahwa mereka dekat. Suatu kali di Israel, saya mengamati para gembala dengan kagum. Kemampuan, kegesitan, dan pengenalan mereka akan domba-domba dan lingkungan pedesaan di sana sungguh menginspirasi saya. Saya juga dikuatkan melihat kelemahlembutan mereka dalam memelihara kawanan mereka dan juga kesigapan untuk melindungi domba-domba itu dari bahaya. Domba-domba itu pun tinggal tenang dan aman dalam pemeliharaan sang gembala. Demikian pula dengan kita. –Winn Collier, penulis Our Daily Bread Persembahan kasih seberapa pun dari para pembaca di Indonesia memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun.
Reenactors sejarah berfungsi sebagai gembala yang merawat kawanan domba di Desa Nazareth, penciptaan kembali sejarah Nazaret seperti pada masa Kristus.
- Didalam Alkitab diceritakan tentang sosok bernama Musa. Dia adalah seorang pemimpin dan nabi orang Israel yang menyampaikan Hukum Taurat dan menuliskannya dalam Pentateveh/Pentateukh Lima Kitab Taurat dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen Ia ditugaskan untuk membawa Bani Israel Israel keluar dari Mesir. Dilansir dari wikipedia, Nama musa disebutkan sebanyak 873 kali dalam 803 ayat dalam 31 buku di Alkitab Terjemahan Baru dan 136 kali di Al-Quran. Musa harus melewati berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel, misalnya hampir dibunuh ketika ia masih bayi, dikejar-kejar oleh Firaun, sampai harus menjalani hidup sebagai gembala di tanah Midian selama 40 tahun. Itu semua diijinkan Tuhan untuk membentuk karakternya, sampai akhirnya Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dalam peristiwa semak duri yang menyala, tetapi tidak dimakan api. Pada akhirnya, Musa tidak sampai memimpin bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang disebabkan oleh betapa pahit hati Musa menghadapi orang Israel. Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi timur sungai Yordan, sebelum menyeberang ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa akhirnya digantikan oleh abdinya yang setia yaitu Yosua bin Nun, yang akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk dan menduduki tanah Kanaan. Musa bahasa Ibrani מֹשֶׁה, Modern Mošé Tiberias Mōšeh; bahasa Arab موسى, Mūsā; bahasa Ge'ez ሙሴ Musse lahir di Mesir, ~1527 SM – meninggal di Gunung Nebo, dataran Moab, tepi timur Sungai Yordan, ~ 1407 SM pada umur 120 tahun. Melarikan diri dari Mesir Catatan Alkitab dilanjutkan lagi ketika Musa berusia 40 tahun. Waktu itu ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. Musa pun melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur. Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya. Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka. Kembali ke Mesir untuk memimpin Israel Selama tinggal di Midian, Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Suatu waktu, ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampai ke "gunung Allah", yakni gunung Horeb. Waktu Musa sampai ke gunung Horeb itu, ia telah berdiam di Midian selama 40 tahun. Sesampainya di sana, malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Dari semak duri berapi itu Allah berbicara kepada Musa. Allah mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan. Musa pun kembali ke Mesir untuk meminta Firaun melepaskan bangsa Israel dengan ditemani Harun, abangnya. Firaun tidak bersedia melepaskan bangsa Israel karena hatinya dikeraskan oleh Allah untuk menunjukkan kuasa Allah kepada manusia. Akhirnya Allah menimpakan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir yang puncaknya diperingati oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya Pesakh atau pelepasan Paskah zaman Perjanjian Lama menurut orang Kristen di mana Firaun menyerah dan membiarkan bangsa Israel pergi. Pada hari itu yaitu tanggal 15 bulan Nisan ~25 April 1446 SM[46] bangsa Israel dibawa oleh Musa ke luar dari Mesir. Membawa Israel keluar dari Mesir Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, yaitu tanah Kanaan. Ketika mulai keluar dari Mesir, sang Firaun mengubah pikirannya dan mengejar kembali orang Israel. Musa kemudian membelah Laut Merah sehingga rakyat Israel yang hampir terkejar dapat menyeberang dan kemudian Musa menenggelamkan para pengejar yang berusaha menangkap kembali orang Israel. Selama perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah sehingga Allah marah dan menghukum Israel mengembara di padang pasir 40 tahun. Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima peraturan-peratuan peribadatan dan hukum-hukum sipil yang dilakukan oleh bangsa Israel hingga hari ini. Allah dengan perantaraan Musa melakukan banyak mujizat kepada bangsa Israel yang tidak percaya seperti memberikan manna, air, dan burung puyuh untuk menjadi makanan pokok orang Israel selama di gurun sehingga mereka tidak kelaparan maupun kehausan. Setelah 40 tahun lamanya memutari jazirah Arab, bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan, namun Musa dilarang Allah untuk memasukinya, karena pernah berdosa kepada-Nya. Selama hidupnya, Musa melakukan berbagai fungsi pelayanan, antara lain Penulis Musa merupakan penulisdari 5 kitab pertama dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab. Kitab-kitab tersebut dalam Alkitab bahasa Indonesia diberi judul Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kitab-kitab tersebut kemudian dikenal di kalangan orang Yahudi dengan nama Taurat, karena di dalam kitab-kitab tersebut terkandung banyak sekali perintah-perintah yang disampaikan oleh Tuhan kepada Musa untuk bangsa Israel. Musa juga menggubah sebuah mazmur, yang termasuk dalam kumpulan Kitab Mazmur, yaitu Mazmur 90. Hakim Musa mengatur kehidupan seluruh umat Israel, dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam bangsa Israel. Namun semakin lama permasalahan itu semakin banyak, dan Musa harus menangani permasalahan seluruh bangsa Israel yang mengantri untuk diselesaikan permasalahannya dari pagi hingga malam hari. Atas saran Yitro mertuanya, Musa mengangkat pemimpin-pemimpin atas bangsa itu untuk menangani perkara-perkara yang kecil-kecil, sehingga Musa hanya menangani masalah-masalah yang cukup besar saja. Pembuat Tabut Perjanjian Musa, atas perintah Tuhan, membuat tabut perjanjian dan kemah suci, di mana di dalam tabut perjanjian itu terletak dua loh batu yang berisi sepuluh perintah Allah. Dalam pembuatan itu, Musa dibantu oleh Bezaleel bin Uri bin Hur dari kaum Yehuda dan Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan. Mereka berdua adalah orang-orang yang diperlengkapi Tuhan dengan keahlian.[58] Peran Di dalam Alkitab, Musa merupakan seseorang yang diutus oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan menuntun Israel menuju tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan. Musa juga berperan untuk menguak sisi-sisi pribadi Allah, yang pada zaman orang Israel dianggap sebagai Pribadi yang menakutkan dan cenderung untuk menghukum. Musa menunjukkan bahwa bahkan pada zaman itu pun Musa dapat bergaul karib dengan Tuhan, bahkan sampai disebutkan berbicara berhadap-hadapan muka dengan Allah seperti sepasang sahabat. Musa juga mengajarkan bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang penuh belas kasihan terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam banyak kesempatan ketika orang Israel memberontak, Tuhan sudah "menawarkan" kepada Musa untuk mengambil jalan pintas, yaitu dengan Tuhan memberantas seluruh orang Israel, dan akan menjadikan dari Musa seorang, suatu keturunan, bangsa yang besar. Namun Musa belajar untuk tidak mementingkan dirinya sendiri, dan memperjuangkan orang Israel di hadapan Tuhan. Namun Musa juga mampu marah bila saatnya tepat. Musa sungguh-sungguh marah kepada orang Israel ketika orang Israel, bahkan sampai Harun, kakaknya, berbuat dosa dengan menyembah patung Lembu Emas, sementara Musa sedang naik ke gunung Sinai untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan untuk bangsa Israel. SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL DombaBerhati Gembala. oleh: Pdt. Agus Wijaya (Pendeta Basis Pelayanan GKI Serpong) Selamat hari Senin. Dalam kitab Yehezkiel, Tuhan sedih dengan apa yang dilakukan oleh pemimpin Israel namun juga yang dilakukan oleh umat. Mereka saling mau menang sendiri sehingga yang satu membuat yang lain menderita. Tidak begitu mestinya domba gembalaan Tuhan. Sumber Alkitab / 1 October 2018 Inta Official Writer Pekerjaan sebagai gembala sudah banyak ditulis sejak kitab Perjanjian Lama. Salah satunya pada jaman Nabi Yehezkiel, dimana ia menyoroti kondisi Bangsa Israel yang sepertinya tidak punya Bangsa Israel yang tidak setia kepada Allah, Israel tertawan dan dibawa ke negeri orang Babel. Bangsa Israel kehilangan kebebasannya sekaligus kebahagiaannya. Ditengah-tengah masa sulit tersebut, Nabi Yehezkiel ikut terbuang bersama-sama dengan Bangsa Yehezkiel 341-10, pemimpin Israel tidak lagi melaksanakan panggilannya dan bertanggung jawab. Dengan egoisnya, pemimpin-pemimpin Israel memilih untuk melayani kepentingan mereka masing-masing. Hal ini membuat Tuhan mengambil alih pemimpin-pemimpin Israel dan memilih untuk menggembalakan bangsa pilihan-Nya 3415-16, "Aku sendiri akan menggembalakan domba-dombaKu dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya."Dari ayat di atas, berikut adalah 4 teladan Tuhan saat menggembalakan domba-dombaNya. 1. Membiarkan domba-dombaNya berbaring Kalimat ini sangat menjelaskan suasana yang tenang dan nyaman. Bukankah kita hanya bisa berbaring saat semuanya terasa nyaman? Seorang gembala yang baik akan berusaha untuk membuat domba-dombanya merasa tenang dan nyaman. Inilah yang Tuhan lakukan bagi kita sebagai umatNya. Kalimat ini tidak berarti kita tidak akan mengalami kesulitan saat memutuskan menjadi domba Allah, melainkan ini merupakan janji Tuhan kalau Ia tidak akan pernah membuat kita gelisah. Seperti pengalaman Daud yang penuh dengan tantangan, Daud berkata dalam Mazmur 36, “Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!”2. Mencari domba yang hilang dan tersesatSebagai salah satu makhluk hidup yang membutuhkan kawanan, domba yang tersesat bisa kehilangan sukacitanya, rasa aman, dan ia selalu merasa kebingungan. Ketika kita sebagai domba tersesat, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sedetikpun. Dia akan selalu membawa kita berada pada kawanan kita, tempat yang juga Lewat Permainan Ludo Dan Ular Tangga, Tersemat Pelajaran Tentang Bangkit Dari Keterpurukan3. Membalut luka dan menguatkan yang sakit Sesulit apapun masalah yang kita terima, Tuhan selalu sedia untuk mengobati segala penyakit kita. Baik itu penyakit fisik maupun hati kita yang terluka. Saat kita membutuhkanNya, Tuhan akan selalu ada buat kita. Dia akan menyembuhkan setiap luka yang ada pada setiap kita. 4. Tidak hanya untuk yang lemah, Ia juga melindungi yang gemuk dan kuat Tuhan tidak pernah membeda-bedakan kita sebagai anakNya. Perhatian Tuhan bukan hanya buat mereka yang lemah, tetapi juga buat mereka yang kuat dan gemuk. Semua domba membutuhkan perhatian dari gembalanya. Tanpa terkecuali, Tuhan memperhatikan kita semua sebagai dombaNya. Sebagai domba Tuhan, Ia akan selalu menjagai kita. Lantas, buat apa lagi kita khawatir dan takut akan hari esok? Sebagai pelayan Tuhan, kita juga harus bisa meneladani sikap Tuhan sebagai gembala sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Yehezkiel di atas. Sumber sumber Halaman 1
Bacaanhari ini: Zakharia 11:4-17 | Bacaan setahun: Ratapan "Aku akan membangkitkan di negeri ini seorang gembala yang tidak mengindahkan yang lenyap, yang tidak mencari yang hilang, yang tidak menyembuhkan yang luka melainkan memakan daging dari yang gemuk dan mencabut kuku mereka." (Zakharia 11:16) Zakharia 11 Zakharia 11 × Dua macam gembala Ratapan 1 []

Kandang Domba Kuno Batang Gembala Dinding batu Pintu Domba Pengumban Tongkat Apakah ini Sebuah kandang sederhana, sebuah area berdinding. Tujuan Untuk melindungi kawanan domba terhadap pemangsa dan pencuri, terutama di malam hari. Material dan bangunan Batu-batuan, biasanya, dengan semak duri sering diletakkan di atas dinding. Semak-semak duri yang tebal juga sering digunakan untuk membuat pagar untuk kandang darurat sementara. Goa terkadang berfungsi sebagai kandang, dengan penghalang batu kecil atau semak di letakkan di depannya. Apa yang Dapat Kita Pelajari Kandang adalah Tempat kawanan domba berkumpul. Sebagai anggota Gereja, kita berbagi ikatan persatuan melalui iman dan perjanjian-perjanjian kita, juga melalui secara harfiah pengumpulan bersama. Presiden Henry B. Eyring, Penasihat Pertama dalam Presidensi Utama mengajarkan, “Sukacita dari persatuan yang [Bapa Surgawi] sedemikian ingin berikan kepada kita bukanlah kesendirian. Kita harus mencarinya dan memenuhi syarat untuknya dengan orang lain. Karena itu tidaklah mengejutkan bahwa Allah mendesak kita untuk berkumpul agar Dia dapat memberkati kita. Dia ingin kita berkumpul ke dalam keluarga-keluarga. Dia telah mendirikan kelas-kelas, lingkungan-lingkungan, dan cabang-cabang serta memerintahkan kita untuk sering bertemu bersama. Dalam pengumpulan itu, … kita dapat berdoa dan mengupayakan persatuan yang akan memberi kita sukacita dan memperbanyak kuasa kita untuk melayani,” “Hati Kita Bersatu Padu,” Liahona, November, 2008, 69. Tempat keamanan dan ketenangan. Dalam Yesus Kristus kita “menemukan ketenangan jiwa [kita]” Matius 1129. Gereja-Nya adalah sebuah “sebuah pertahanan, dan … perlindungan” A&P 1156. Dan sebagaimana Presiden Boyd K. Packer, Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, telah mengajarkan, “Kita menemukan keselamatan dan keamanan bagi diri kita sendiri .… Dalam menghormati perjanjian yang telah kita buat dan hidup sesuai tindakan biasa berupa kepatuhan yang dituntut dari para pengikut Kristus” “Ini Saya Ketahui,” Liahona, Mei 2013, 7. Dijaga oleh gembala. Yesus Kristus Adalah Gembala yang Baik yang menyelamatkan kita. Dia menderita dan mati agar kita dapat mengatasi dosa dan kematian serta kembali kepada Bapa Surgawi kita. Sewaktu kita datang kepada Kristus dan patuh terhadap perintah-perintah-Nya, Dia memberkati, membimbing, dan melindungi kita baik secara individu maupun sebagai umat perjanjian-Nya.

Hukumitu seperti pagar yang melindungi mereka dari pengaruh buruk bangsa lain. Namun, ada sejumlah orang Israel yang menindas domba-domba Allah. Yesus berkata, "Orang yang masuk ke kandang domba dengan memanjat tembok, tidak melalui pintu, pasti pencuri dan perampok. Tapi orang yang masuk melalui pintu adalah gembala domba.". — Yohanes Panggilan gembala dalam perjanjian lama selalu berbicara tentang pekerjaan untuk menjaga kambing, domba, lembu atau binatang peliharaan. Pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang hina dalam bangsa Israel dan bangsa lainnya. Masa itu biasanya menjadi tentara atau saudagar lebih layak di bandingkan dengan gembala. Di tanah Mesir sendiri, pekerjaan ini menjadi sesuatu yang sangat hina dan tidak beradab. Selalunya setiap penugasan seorang pendeta atau gembala dalam gereja adalah untuk menggembalakan jiwa jiwa yang Tuhan percayakan kepada mereka untuk dilayani kehidupan rohani. Namun sering kali pelayanan ini menimbulkan konotasi makna bahwa mengembalakan itu harus senantiaa menjadi seorang hamba yang identik sekali dengan tanpa hak, tanpa harta, hina dan tidak mempunyai kuasa atas otoritas atas jemaat yang dilayani. Sehingga banyak sekali gembala hanya berfungsi sebagai “pembicara hari Minggu” atau seseorang yang berfungsi dalam doa, konseling pastoral bahkan hanya diperlukan untuk urusan - urusan yang hanya bersifat rohani. Pada akhirnya dengan perkembangan zaman dan kehidupan jemaat makin lama makin kompleks, sangat rumit dan tekanan tekanan dunia yang menyerang iman, harap dan kasih mereka kepada Tuhan. Oleh sebab itu di perlukanlah seorang gembala yang bukan saja mempunyai hati hamba untuk selalu dapat melayani mereka dalam hal hal kerohanian namun juga bisa berdiri dan bertindak sebagai seorang pemimpin rohani. Walalupun gembala itu adalah seorang pemimpin bukan berarti dia menjadi boss atau manager karena dalam saat yang bersamaan juga, gembala itu harus dapat mengambil fungsi sebagai seorang pelayan Tuhan yang diurapi. Gereja sekarang ini telah banyak mengalami kemerosotan fungsi gembala dalam pelayanan mereka, hal ini disebabkan karena ketidak-seimbangan antara fungsi pelayan dan pemimpin yang mereka emban. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 GEMBALA ANTARA SEORANG PELAYAN DAN PEMIMPIN Abstraksi Panggilan gembala dalam perjanjian lama selalu berbicara tentang pekerjaan untuk menjaga kambing, domba, lembu atau binatang peliharaan. Pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang hina dalam bangsa Israel dan bangsa lainnya. Masa itu biasanya menjadi tentara atau saudagar lebih layak di bandingkan dengan gembala. Di tanah Mesir sendiri, pekerjaan ini menjadi sesuatu yang sangat hina dan tidak beradab. Selalunya setiap penugasan seorang pendeta atau gembala dalam gereja adalah untuk menggembalakan jiwa jiwa yang Tuhan percayakan kepada mereka untuk dilayani kehidupan rohani. Namun sering kali pelayanan ini menimbulkan konotasi makna bahwa mengembalakan itu harus senantiaa menjadi seorang hamba yang identik sekali dengan tanpa hak, tanpa harta, hina dan tidak mempunyai kuasa atas otoritas atas jemaat yang dilayani. Sehingga banyak sekali gembala hanya berfungsi sebagai “pembicara hari Minggu” atau seseorang yang berfungsi dalam doa, konseling pastoral bahkan hanya diperlukan untuk urusan - urusan yang hanya bersifat rohani. Pada akhirnya dengan perkembangan zaman dan kehidupan jemaat makin lama makin kompleks, sangat rumit dan tekanan tekanan dunia yang menyerang iman, harap dan kasih mereka kepada Tuhan. Oleh sebab itu di perlukanlah seorang gembala yang bukan saja mempunyai hati hamba untuk selalu dapat melayani mereka dalam hal hal kerohanian namun juga bisa berdiri dan bertindak sebagai seorang pemimpin rohani. Walalupun gembala itu adalah seorang pemimpin bukan berarti dia menjadi boss atau manager karena dalam saat yang bersamaan juga, gembala itu harus dapat mengambil fungsi sebagai seorang pelayan Tuhan yang diurapi. Gereja sekarang ini telah banyak mengalami kemerosotan fungsi gembala dalam pelayanan mereka, hal ini disebabkan karena ketidak-seimbangan antara fungsi pelayan dan pemimpin yang mereka emban. PENDAHULUAN Alkitab menuliskan dengan jelas tentang jawatan dalam pelayanan zaman akhir ini. Selain dari pada Nabi, Rasul, Penginjil dan Pengajar maka tugas yang tidak kalah penting dan mendapat proporsional yang “sedikit’ lebih ditekankan adalah jawatan Gembala. Musa adalah Gembala Israel di padang gurun selama 40 tahun. Daud adalah Gembala sekaligus Raja Israel di tanah perjanjian juga selama 40 tahun. Nehemia adalah Gembala Israel saat pembangunan rumah Allah di Yerusalem dari 2 tanah perbudakan. Bahkan Gembala Agung kita Yesus Kristus Tuhan lahir ke dunia dan melayani manusia untuk mengembalakan mereka. John 2115-18 15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" … Dan ia berkata kepada-Nya "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya "Gembalakanlah domba-domba-Ku Tugas penggembalaan ini pertama kali ditunjukkan kepada jiwa jiwa dalam sebuah bangsa pilihan, kepada pribadi pribadi bahkan juga kepada kumpulan kumpulan manusia dan persekutuan persekutuan. Baik itu dalam jumlah yang sangat besar ruang lingkup bangsa sampai hanya dua tiga orang saja. Baik yang bersifat jangka panjang maupun jangka pendek. Ada banyak sekali item item dan ketentuan ketentuan mengenai tugas dan tanggung jawab, kualifikasi seorang gembala, proses dan tantangan tantangan yang kan dihadapi. Alkitab mencatat bahwa tugas penggembalaan ini sangat kompleks, cenderung rumit sehingga perlu kerja keras dan hati hamba, detail dan memerlukan pengabdian tinggi. Gambaran dunia mungkin hampir sama dengan profesi dokter jasmani. Gembala mungkin seperti dokter batiniah atau atau dokter rohani. Hal ini bisa ditunjukkan oleh dua kebenaran Firman Tuhan Maz 231-6, Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. 2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; 3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. 4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. 6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti 3 aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Tugas seorang gembala sangat jelas diterangkan dalam ayat ini dari memberi air minum, penjagaan sepanjang jalan, pengajaran dan didikan, penyediaan berkat jasmani dan makanan, pembelaaan terhadap musuh, pengurapan dan promosi sampai kasih setia dan kemurahan. Menurut orang awam hal ini bukanlah hal yang mudah. Namun Raja Daud telah menikmati karya penggembalaan ini saat dia mengenal dengan baik Tuhan yang Dia sembah dan Dia layani dari masa mudanya di padang gurun. Alkitab Perjanjian Baru dalam Yohanes 2115 -18 seperti tertulis di atas menuliskan hal yang sedikit lebih formal dan tegas tentang tugas penggembalaan ini. Disitu ada tugas memberi tempat berteduh, memberi makan dan memberi penghiburan dan kekuatan. Yesus memberi perintah khusus dan jelas kepada Petrus dalam mengembalakan jiwa jiwa yang Dia tinggalkan. Dan dalam hitungan singkat setelah hari Pentakosta, Petrus menjadi gembala pertama untuk gereja Tuhan di kota Yerusalem. METODE PENELITIAN Penelitian ini dibatasi observasi penulis, Juga dipakai metoda analisis literatur Library Research yaitu menganalisis buku - buku yang berhubungan dengan “Penggembalaan Jemaat” dan juga “Kepemimpinan”.” ANTARA PELAYANAN DAN KEPEMIMPINAN Awal mula tugas Penggembalaan lebih banyak ditekankan kepada segi pelayanan, hati hamba untuk memperhatikan jiwa dalam kerohanian untuk mengenal 4 Tuhan dengan benar, namun juga harus menuntun mereka untuk hidup dalam segi jasmani yang mencukupi. Tidak lupa juga mempersiapkan pengajaran buat mereka untuk tidak goyah dalam menghadapi dunia dengan segala tipu dayanya. George Barna dalam pendahuluannya di buku A Fish Out of Water menjelaskan tentang urutan kepemimpinan. Pertama, seseorang harus memahami dengan benar tentang panggilan Tuhan dalam hidupnya untuk memimpin. Karena tidak semua orang diberi amanah untuk memimpin. Setelah itu dia harus mengerti dan arti kepemimpinan yang sebenarnya karena dia harus tahu fitrah yang bisa menggerakkan orang lain untuk bisa meneruskan segala hal mengikuti kamu. Dan selama Anda memimpin, kompetensi kepemimpinan harus ditunjukkan secara maksimal agar orang lain yang Anda pimpin juga bisa maksimal juga. Sehingga sudah saatnya setiap pemimpin cepat atau lambat menghadapi konsekuensi yang besar bagi kepemimpinannyaSetelah kisah jemaat mula mula dengan pertumbuhan yang luar biasa di Yerusalem dan kota sekitar, maka beberapa abad kemudian kekristenan mencapai jumlah yang sangat besar. Jumlah gereja sangat banyak dan tersebar di seluruh dunia. Dan sejalan dengan itu maka gembala gembala baru di bentuk baik lewat sekolah tinggi teologia maupun sekoloh misi internal gereja itu sendiri. Gembala gembala baru mulai menempati pos pelayanan mereka masing masing. Baik mereka yang baru meneruskan pelayanan ini atau mereka yang memulai pelayanan ini dari awal sekali dengan satu atau dua jiwa. Apapun awal pelayanan mereka dan latar belakang sekolah formal atau sekolah misi yang mereka belajar, tempat dan besarnya jumlah jiwa yang mereka layani atau bahkan kondisi dan fakta fakta dilapangan George Barna, “A Fish Out of Water” Jakarta Immanuel, 2004, page xi-xiv 5 seharusnya tugas pengembalaan yang telah di catat oleh alkitab tetap terus di jaga kualitasnya. Hal ini sesuai dengan bagaimana Paulus juga membangun pelayanannya menjadi pemimpin. Semasa hidupnya sebagai rasul, Paulus telah begitu aktif terlibat dalam pelayanan pekabaran Injil bahkan tidak jarang, buahnya adalah sebuah jemaat baru. Tiga kali bahkan empat perjalanan misinya bukanlah pekerjaan yang sia-sia, sebaliknya telah membuahkan banyak jemaat baru serta lebih dari itu telah mengokohkan keyakinan beberapa di antaranyaHari ini dunia sedang menantikan fungsi yang maksimal oleh gembala gembala. Carl George 1993 dan oleh Peter Wagner 1995 memberikan definisi yang nyata bahwa gembala sebagai pemimpin yang melayani harus mampu menjadi seorang equipper, yakni seseorang pemimpin yang melengkapi jemaat atau pemimpin pelengkap. Secara pelayanan gereja dan jiwa jiwa tidak perlu kuatir dengan pemenuhan pelayanan penggembalaan. Sepertinya dunia bisa berharap akan bisa menikmati kehidupan rohani lebih sehat, progresif dan bertumbuh ke arah Kristus. Ada solusi yang diberikan lewat mereka kepada anak muda dan jemaat yang mengalami ketakutan, kekuatiran akan masalah hidup, tekanan merajalela, pengaruh negatif dan sesat dari media teknologi. Namun apa yang di ajarkan oleh Tuhan lewat kebenaran Firman nya yang menjadi acuan dan tolak ukur pelayanan seorang gembala yang efektif, efisien dan berpengaruh ternyata justru sedang menuju titik nadir, cenderung mundur dan bahkan jauh dari kriteria kriteria awal yang sudah di ajarkan sekarang ini. Pieter Sunkudon, Pilar- Pilar Kokoh Penopang Gereja Palu Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia STTII Palu, Cetakan Pertama Mei 2013, Halaman 14 Peter Wagner, Memimpin Gereja Anda Bertumbuh BPK Gunung Mulia Malang, 1995 , halaman 83-84. 6 Ketimpangan ahlak dan integritas para gembala sudah mulai banyak terjadi dalam dunia rohani. Rumah Tuhan mulai terdengar berita berita miring dalam berita nasioanal dan internasional. Salah satu contoh seorang gembala bernama Jim Howard, salah satu pendeta di Kampus Valencia yang merupakan bagian dari Real Life Church RLC California ditemukan tewas di rumahnya dengan luka tembak di bagian kepala pada hari Rabu, 23 Januari 2019 lalu. Dan ternyata gembala ini melakukan bunuh diri karena depresi. Ada lagi pemimpin gereja Inland Hills, California, Pendeta Andrew Stoecklein memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri pada Sabtu, 25 Agustus 2018 lalu. Kabar inipun membuat jemaat gerejanya terpukul dan begitu Negara lainnya yakni Prancis seorang pendeta Prancis Pierre-Yves Fumery, berusia 38 tahun ditemukan tewas gantung diri di sebuah gereja presbiterian di kota Gien, di sekitar lembah Loire. Kabar ini menyebar setelah tubuhnya ditemukan tak bernyawa pada hari Sabtu, 20 Oktober 2018. Dari hasil penyelidikan ditemukan bahwa pendeta itu memutuskan bunuh diri setelah dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap gadis di bawah pelayan Tuhan ternyata banyak gembala yang bersikap salah dalam praktek. Bukan saja hal etika yang dilanggar namun juga tentang hal hal menyangkut integritas dan juga panggilan itu sendiri. Penelitian selama 18 tahun oleh seorang pengamat kekristena R. J. Krejcir ternyata banyak sekali faktor yang menyebabkan seorang gembala menjadi hilang Iori Mora , “Disayangkan Pendeta California Putuskan Bunuh Diri Karena Alasan Ini”, akses tanggal 31 January 2019 .Danu Damarjati , “Terjadi Lagi, Pastor di Prancis Bunuh Diri usai Tuduhan Pencabulan”, akses tanggal 23 Okotober 2018 7 kapasitasnya, otoritasnya dan berujung kepada pelecehan seksual, etika moral bahkan bunuh diri. Remember, churches fail because we as pastors fail; we tend to place our needs and desires over the Lord's. It is His Church and we are His servant. Let our focus be on the right target-that is, His Way and not ours! We are called to a higher purpose. We are not called to ourselves. We are to lead others to Him, not to our self. Ministry is a wondrous call, it can be joyful and fulfilling; it is also a dangerous thing because we are before a Holy God. Yes, we have grace, but we have a responsibility too!Dari penelitian terbaru yang dilakukan terhadap 1050 pendeta disurvei dari dua konferensi pendeta yang diadakan di Orange County dan Pasadena, Ca-416 pada 2005, dan 634 pada 2006 Ada beberpa sebab yang sangat signifikan. Hal tersebut adalah 1. Tujuh ratus sembilan puluh 790 atau 75% dari para pendeta yang kami survei merasa bahwa mereka tidak memenuhi syarat dan / atau kurang terlatih oleh seminari mereka untuk memimpin dan mengelola gereja atau menasihati orang lain. Ini membuat mereka berkecil hati dalam kemampuan mereka sebagai pendeta. 2. Tujuh ratus lima puluh enam 756 atau 72% dari para pendeta yang kami survei menyatakan bahwa mereka hanya mempelajari Alkitab ketika mereka sedang mempersiapkan khotbah atau pelajaran. Ini menyisakan hanya 38% yang membaca Alkitab untuk kebaktian dan pelajaran pribadi. 3. Delapan ratus dua 802 atau 71% dari para pendeta menyatakan bahwa mereka kelelahan, dan mereka memerangi depresi tanpa kelelahan setiap minggu dan bahkan setiap hari. Hal lainnya yang patut menjadi perhatian R. J. Krejcir Francis A. Schaeffer, “Statistic On Pastor”, 8 1. 15% pendeta meninggalkan pelayanan setiap bulan karena kegagalan moral, kelelahan rohani, atau pertikaian di gereja-gereja mereka 2. 80% pendeta merasa tidak memenuhi syarat dan berkecil hati dalam peran mereka sebagai pendeta. 3. 70% pendeta terus memerangi depresi dalam hidup mereka Hal yang boleh dikategorikan mengerikan adalah sebuah kesimpulan dari R. J. Krejcir yang mengatakan bahwa angka statistik menunjukkan 60% hingga 80% dari mereka yang memasuki pelayanan tidak akan tetap berada di dalamnya 10 tahun kemudian, dan hanya sebagian kecil yang akan tetap di dalamnya sebagai karier seumur hidup. Hampir 90% pendeta memulai langsung dengan panggilan sejati dan antusiasme serta ketekunan iman untuk menggembalakan, tetapi sesuatu terjadi untuk menggagalkan kereta gairah dan cinta mereka untuk panggilan itu. Thom Rainer membuat sebuah kesimpulan dari 200 komunikasi Tanya jawab lewat media telepon yang dilakukan terhadap para gembala, ada delapan hal yang menjadi sebab seorang gembala berjuang keras dalam mempertahankan pelayanannya untuk tetap baik ke masa depan. Hal tersebut adalah pertama, adalah kritik dan konflik yang semakin besar dan kompleks. Yang kedua adalah masalah. Banyak pendeta berjuang dengan nilai nilai dan harapan yang dibuat oleh anggota gereja kepada istri atau anak-anak mereka. Sehingga banyak keluarga pendeta berjuang dengan sindrom "rumah kaca". Hal yang ketiga adalah stress tekanan demi tekanan hidup. Kehidupan pastor adalah kehidupan yang penuh suka dan duka emosional. Ada kritik dan penggemar yang memujanya. Satu saat akan ada harapan dari anggota gereja yang bisa tidak masuk akal kepadanya. Sifat panggilan pastor untuk melayani dapat memberikan tekanan yang tampaknya tak berkesudahan. Hal selanjutnya yang keempat adalah 9 Depresi. Depresi meresap dalam pelayanan pastoral. Dan sering kali masalah "rahasia". Hal yang kelima adalah kelelahan. Pelayanan penggembalaan kadang bisa membuat “gila pelayanan”. Sampai tidak sedikit seorang gembala bisa menghabiskan 70 jam/ minggu untuk melayani jiwa atau ada di gereja. . Hal yang keenam masalah seksual. Biasa nya adalah kategori pornografi atau ketidaksetiaan dalam pernikahan. Selanjutnya ketujuh masalah keuangan. Sebagian besar dunia mendengar tentang beberapa pendeta yang membuat gaji besar. Kenyataannya adalah bahwa mayoritas pendeta berjuang secara finansial. Dan masalah kedelapan yang terakhir sekali adalah masalah manajemen waktu. Harapan jemaat untuk para gembala bisa jadi tidak realistis. Bagaimana tidak? Para gembala harus datang menghadiri banyak pertemuan, mengunjungi banyak jemaat, belum lagi kelas kelas kepemimpinan strategis, pelayanan pernikahan dan pemakaman, dan untuk terlibat dalam komunitas. Dan satu lagi yang persiapannya panjang yakni “kotbah”. Banyak gembala tidak tahu utnuk mengatakan "tidak." Belum lagi kelemahan gembala untuk tidak pandai mendelegasikan beberapa pelayanan mereka kepada orang pendeta menyukai panggilan mereka. Kebanyakan pendeta menikmati sebagian besar dari apa yang mereka lakukan dalam pelayanan. Dan kebanyakan pendeta tidak akan mengubah peran mereka jika mereka bisa. Tetap saja, banyak pendeta memiliki tantangan dan pergumulan yang berkelanjutan. Dan banyak orang akan dengan senang hati menerima bantuan dari anggota gereja, kata-kata penghiburan dari kebanyakan orang, dan pengetahuan bahwa orang lain berdoa untuk mereka. Thom Rainer, “The Number One Reason For The Decline In Church Attendance And Five Ways To Addres It” diakses tanggal 19 Agustus 2013 10 Permasalahan yang muncul dan menjadi perhatian sekarang ini adalah pertama apakah seorang Gembala itu adalah murni seorang pelayan Tuhan yang melayani gereja dan jiwa jiwa yang digembalakan dengan hak yang minim dan kewajiban yang besar baik kepada Tuhan dan kepada jiwa jiwa? Hal yang kedua adalah seberapa jauh nilai dan tingkatan seorang Gembala untuk bisa berdiri menjadi seorang pemimpin di gerejanya dengan penuh tanggung jawab dan integritas terhadap harapan dan espektasi tinggi dari jemaatnya? Dan yang terakhir adalah bagaimana implementasi perpaduan antara pelayanan dan kepemimpinan Gembala dalam lokal sehingga maksimal dan bertahan sampai akhir hayatnya? HASIL DAN SEBUAH KONSEP Hal yang harus diletakkan dengan jelas sekarang ini adalah apa yang bisa dilakukan oleh seorang gembala dalam posisinya sebagai pelayan Tuhan yang efektif dan efisien dalam gereja lokal dan lingkungan keluarga dikehidupan sehari hari. Kesemuanya ini setidaknya akan memberikan sebuah perspektif yang tepat kepada seorang gembala supaya semangatnya terus membara dalam memimpin namun dengan hati hamba. Alkitab mencatat tentang prinsip pelayanan jemaat kepada Daud, yakni Mazmur 7870 - 72 70 dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; 71 dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri. 72 Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya. Erwin Lutzer dalam bukunya Pastor to Pastor setidaknya menekankan tentang meresponi panggilan penggembalaan di zaman yang terus berubh ini adalah punya keyakinan teguh dalam memimpin. Kualitas hati dan nilai etika moral serta motivasi kudus dan tulus dari Allah itu sendiri harus selalu terjaga. Hal kedua adalah menyangkut tentang kekuatan panggilan itu dalam koridor kebenaran Firman Tuhan. 11 Alkitab mencatat tentang spesifikasi yang jelas dalam panggilan pelayanan ini dalam 1 Timotius 3. Dan spesifikasi ini hatus sudah dapat dipenuhi dari awal pelayanan itu sendiri. Dan terakhir tentu saja adanya dukungan yang aktif dari jemaat Tuhan itu sendiri yang menjadi patner penggembalaan dalam gereja lokal. Alkitab menjelaskan bagaimana Daud mendapatkan mandapatkan mandat pelayanan seorang gembala untuk bangsa yang bsangat besar namanya Israel. Meskipun dia adalah seorang anak biasa tanpa punya pengalaman berperang seperti seorang tentara bahkan hanya seorang muda yang masih “labil” dalam psikologi perkembangan nya, namun Tuhan meracang Daud dari umur remaja, diurapi oleh Samuel untuk bersiap menjadi Raja menggantikan Saul pendahulunya. Bagaimana alkitab menjelaskan dengan secara teliti kehidupan Daud yang memenuhi syarat untuk menjadi Gembala buat bangsanya. Setelah Tuhan menolak keturunan Yusuf untuk meneruskan tongkat kerajaan Israel Maz 7867 … menolak kemah Yusuf, dan suku Efraim tidak dipilihNya tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya; maka tongkat estafet turun kepada suku Yehuda. Tuhan akan membangun bangsa pilihannya dengan kualitas yang hebat. Banyak orang tidak memahami pelayanan penggembalaan ini mempunyai standar yang sangat tinggi di mata Allah. Dalam pengalaman kecil penulis di satu gereja Pantekosta di Indonesia, kebanyakan para gembala yang berbicara didepan mimbar, pengisi seminar anak muda ataupun ibadah youth diisi oleh hamba Tuhan yang menggembalakan namun tidak sekolah tinggi. Beberapa tahun kemudian penulis mendapat kesempatan untuk bisa berjumpa dengan beberapa gembala sidang atau gembala jemaat sepenuh waktu. Penulis mengamat amati secara Erwin Lutzer, “Pastor to Pastor” Malang Gandum Mas, 2010, halaman 12-15. 12 seksama bagaimana pola, strategi penggembalaan mereka di gereja lokal. Ada banyak keluhan dan juga ketidak puasan tersendiri yang muncul dari jemaat lokal terhadap kepemimpinan dan penggembalaan mereka. Sebenarnya Alkitab telah memberikan penekanan khusus untuk tugas penggembalaan ini. Mazmur 78; 69 mengatakan bahwa “Ia membangun tempat kudusNya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya”. Kualitas seseorang yang mengeembalakan bangsa Israel, bangsa pilihannya adalah punya kapasitas seperti membangun tempat kudus setinggi langit. Ini bicara tentang gambaran pelayanan seperti surge dalam kekekalansurga, kemuliaan Allah yang akan bersemayam bersamanya. Sedangkan bagian ayat selanjutnya menyakan bahwa dasar dasar pelayanan penggembalaan di bumi ini selama lamanya. Kita semua tahu bahwa bumi dan segala isinya tidak kekal alias sementara Namun bila berbicara pelayanan manusia dalam penggembalaan, sifat pelayanan ini ternyata diperhitungkan kekal. Hal ini menandakan bahwa Tuhan tidak pernah menyesal untuk membangun bangsa pilihannya menjadi sebuah contoh tersendiri. Bangsa ini digembalakan harus dengan cara bangsa yang berbeda dan dipersiapkan untuk menerima kemuliaan Allah. Demikian juga dalam pembangunan gereja lokal yang adalah manifestasi Kerajaan Surga di bumi ini. Menjadi sebuah tugas dan tanggung jawab yang besar dan penuh kasih ilahi untuk setiap gembala dapat menyelesaikan tugas mulia ini. Membangun setiap pribadi, manusia percaya Kristus sampai komunitas yang ilahi untuk sampai kepada kesempurnaan Allah sejak di bumi. Karena jujur harus diakui bahwa gereja Tuhan yang tersebar di seluruh dunia ini tidak semua mempunyai standar pelayanan sesuia alkitab. Tidak sedikit yang sudah lari dari tujuan awal pelayanan. Gereja bukan lagi menjadi organisme yang dipenuhi dengan pertobatan tetapi liturgis dan aturan. Gereja tidak bisa lagi menerima kegerakan rohani 13 yang baru dan sedikit berbeda dari hal hal yang lumrah sudah terjadi karena organisasi melarangnya. Pribadi gembala yang dipanggil dalam tugas panggilan khusus pada awalnya setia, penuh pengabdian dan cinta Tuhan namun seiring dengan waktu dengan segala tantangan kehidupan, perkembangan zaman yang semakin modern namun pada akhirnya tidak sedikit yang motivasi nya sudah berubah. Integritas kepemimpinan menjadi luntur. Prinsip kebenaran Firman Tuhan telah menjadi sesuatu yang bisa di beli. Kompromi akan dosa mulai menyebar dalam lembaga gereja dan juga kepada pendeta dan pengurusnya Pertanyaan besar sekarang ini adalah adalah siapakah pribadi manusia yang cocok dan mampu untuk menjaga nilai kualitas yang begitu tinggi yang Tuhan sendiri telah tentukan sebelumnya bagi bangsa Israel. Ternyata didapati Daud. Apa yang Daud akan lakukan? Fakta apa yang dalam kehidupan Daud di dapati sesuai dengan syarat ketentuan Allah? Dan kriteria apa yang Tuhan mau untuk Daudlakukan dalam pelayanan penggembalaannya untuk bangsa Israel? Pertama adalah dikatakan diambilnya Daud dari antara kandang kandang kambing domba. Ternyata Tuhan sangat suka dengan gaya hidup Daud yang sederhana dan apa adanya. Sudah biasa zaman itu untuk anak remaja menggembalakan domba. Namun Daud melakukan nya sedikit lebih. Dari kandang domba yang satu ke kandang domba yang lain, dari kandang kambing yang satu ke kandang kambing yang lain bahkan berpindah dari kandang domba ke kandang kambing. Hal yang menjadi perhatian adalah ternyata dia bukan bertanggung jawab untuk semua kambing domba yang ada didalamnya. Alkitab mencatat dia hanya bertanggung jawab untuk 2-3 ekor domba. 1 Samuel 1728 Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata 14 "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran." Zig Ziglar pernah mengatakan kunci keberhasilan dari orang orang yang biasa menjadi orang yang luar biasa adalah berikan sedikit ekstra atau sedikit lebih. Bagian apa saja yang bisa kita lakukan sedikit lebih ekstra hingga menjadi pribadi yang lebih baik lagi? Ziglar katakana lakukan sedikit lebih untuk usaha atau pekerjaanmu, untuk waktu-waktu terbaikmu. Berikan sedikit waktu yang lebih untuk orang lain yang memerlukan pertolonganmu. Berikan fokus sedikit lebih untuk satu perubahan penting dalam hidupmu. Luangkan waktu sedikit lebih untuk melatih pola pikirmu, dan bahkan berikan sesuatu yang lebih untuk sikap terbaikmu dan juga untuk perencanaan masa depanmu. Daud punya integritas yang sangat tinggi dalam panggilannya sebagai gembala. Hal ini dibuktikan saat Nabi Samuel di suruh Allah untuk mengurapi raja Israel yang baru dari keluarga Isai di Betlehem. Semua anak Isai sudah lewat depanNabi Samuel kecuali Daud. Dimanakah Daud? ternyata daud sedang ada dalam posisi menggembalakan domba. Daud setia dengan panggilan dan tugas tanggung jawabnya. 1 Samuel 1611 1 Lalu Samuel berkata kepada Isai "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." Alkitab menyatakan Daud harus di jemput terlebih dahulu sebelum di urapi oleh Samuel. Penulis melihat sebagai sebuah keunikan tersendiri dari panggilan seorang Daud. Dia sangat special dan memang dipersiapkan oleh Tuhan dengan cara yang Zig Ziglar, “Better than Good “Integrity Publisher; Tennese 2006 hal 140. 15 ajaib di padang gurun. Apa yang dari unik dari proses pemilihan Daud dalam keluarg Isai? Pertama; Daud tidak mangalami proses pengudusan dan undangan special seperti yang dilakukan Isai kepada saudaranya yang lain. 1 Samuel 165 Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. Apa arti dari pengudusan? 1Petrus 12 "Yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu." Pengudusan Yun. hagiasmos berarti menjadikan kudus, menahbiskan, memisahkan dari dunia, dan dijauhkan dari dosa supaya kita dapat mempunyai persekutuan yang erat dengan Allah dan melayani Dia dengan sukacita. Daud tidak mengalami hal pengudusan ini. Kedua adalah Daud juga tidak diundang untuk hadir dalam persembahan korban kepada Allah oleh Nabi Samuel bersama Isai dan keluarga. Memang Isai tidak mengetahui pasti tujuan Samuel dalam acara ini. Namun mengingat dari delapan orang anak Isai namun ternyata ada satu yang dilupakan mereka, hal ini ada kesan tersamar menunjukkan pribadi Daud sedikit di rendahkan. Alkitab mengatakan bahwa Daud tidak berada jauh dari rumah Isai, namun keluarganya sengaja melupakannya. Mungkin hal ini juga yang menjadi dasar tulisan Daud tentang masa kecilnya yang seperti terlupakan oleh keluarganya sendiri dalam Mazmur 27;10, “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.” Ketiga ternyata acara makan malam ini terhambat karena ketidak-hadiran Daud. Nabi Samuel meminta untuk Daud dijemput makan bersama. Biasanya dalam tradisi keluarga di banyak tempat termasuk Israel, anak bungsu itu selalu dimanjakan atau mendapat perlakuan khusus dan special. Namun agak berbeda dengan Daud. 16 Dia terlupakan dan disepelekan untuk acara yang besar seperti ini. Daud ada di padang menjaga domba dan letaknya tidak begitu jauh dari rumah, namun keluarganya melupakan dia untuk acara penting seperti ini. Sehingga Tuhan perlu memberi sebuah tanda selanjutnya kepada Samuel untuk peka dan tahu apa yang menjadi pilihan Allah. 1 Samuel 167 “Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." Ternyata pemilihan Daud menjadi seorang pemimpin yang nantinya akan menggembalakan Israel sudah terlihat dari sebelumnya. Para pemimpin Israel yang adalah hamba Saul juga telah melihatnya. Dalam kisah 1 Samuel 16 14-23 diceritakan bagaiman Daud bisa sampai ke istana raja Saul. Satu saat setelah Roh Tuhan pergi dari Saul maka Saul selalu diganggu oleh roh jahat. Ada seorang hamba Saul memberikan sebuah ide untuk mendatangkan pemain kecapi hanya untuk mengibur raja. Sebenarnya banyak pemain kecapi di Israel pada waktu itu. Namun ada yang berbeda dengan Daud. 1 Samuel 1618 “Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia." Penilaian pegawai istana Saul terhadap Daud sungguh diluar dugaan. Walaupun hanya seorang muda dengan 2 - 3 ekor domba namun telah membuat orang orang “penting “ merasa terpanggil untuk mempromosikan Daud pada waktu yang tepat. Kriteria dasar penilannya adalah Daud itu selain pemain kecapi juga dalah seorang pahlawan. Mereka mendengar kisah kisah yang spektakuler dari mulut ke mulut tentang kepahlawanan Daud dalam menghadapi binatang buas yang berusaha menerkam kambing dombanya. Hal inilah jugalah yang pernah diceritakan oleh Daud 17 tentang pengalamannya saat di “interview” oleh Raja Saul sebelum menghadapi Goliat. Bagaimana Daud menghadapi singa dan beruang, menghajar binatang binatang itu dengan tangan kosong tanpa senjata tajam. Dikejar nya binatang binatang itu walaupun dari ukuran kecepatan dan ukuran sangat jauh berbeda, lalu dihajarnya dan dilepaskan domba dari mulut binatang itu. Kalaupun binatang binatang itu kembali menyerangnya, maka Daud menangkap janggut, menghajarnya untuk kedua kali dan bahkan membunuhnya 1 Samuel 16 34-37. Hal penilaian lainnya adalah Daud itu punyakarakter seperti seorang prajurit. Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa Daud pernah menjadi prajurit kerajaan sebelum berjumpa dengan Saul. Namun tindak tanduk dan kemampuan dari Daud terlihat sekali seperti prajurit. Hal ini bisa dipahami karena tiga abang Daud juga adalah prajurit Saul. Mungkin cerita abang abangnya saat pulang ke rumah Isai saat berlibur memberikan sebuah keinginan dan cita cita terdembunyi dalam diri Daud. Dalam penggembalan di padang gurun Daud belajar mempertahankan diri dan menjaga domba. Seni perang Daud mulai terasah dan lambat laun keberaniannya makin terpupuk matang. Dia bisa melawan musuh dan sekaligus bisa menyelamatkan diri dari tekanan musuh. Hal lainnya adalah Daud pandai bicara dan elok perawakannya. Dalam bahasa terjemahan lain dikatakan bahwa Daud adalah pribadi yang penuh hikmat kebijaksanaan dan punya pembawaan yang menarik. Namun hal yang paling penting dan menjadi kesimpulan dari seluruh penilaian postif dari pegawai istana ini adalah Daud seorang yang disertai oleh Tuhan. Sisi kerohanian Daud sangat nampak dalam kehidupan sehari hari. Hal ini bisa diterima karena dalam tulisan Mazmur kita bisa melihat bahwa Daud tetap melakukan hal hal rohani yang menyenangkan Tuhan baik sebelum dan setelah menjadi raja bahkan sampai matinya. Kehidupan rohani yang 18 dipupuk dari remaja saat hidup di padang gurun dalam menggembalakan tugas menjaga domba domba, telah memberikan nilai nilai tersendiri bagi Daud untuk dipersiapkan oleh Allah menjadi pemimpin yang menggembalakan bangsa Israel. KELAS KELAS KEPEMIMPINAN Ada beberapa hal yang bisa kita lihat nilai nilai Daud dalam kehidupan pribadinya A. Gembala dan PelayananNya Setidaknya Tuhan mengajari Daud, seorang gembala kambing domba yang setia dari padang gurun Yehuda dan menjadi raja untuk menggembalakan bangsa Israel yang sangat besar lewat pengalaman hidup dan latar belakang Daud itu sendiri. Hal yang pertama adalah gembalakan bangsa Israel dengan ketulusan hati. KJV; integrity of his heart. Kata lain ketulusan hati itu bekaitan dengan sebuah kata yang juga termasuk dalam leadership class yakni integritas. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan arti integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Ternyata integritas lebih menekankan kewibawaan integritas Ilahi dan kejujuran bagi seorang gembala. David Bennett dalam Metafora of Ministry menunjukkan bahwa, dalam Alkitab, "gambar gembala adalah salah satu dari sedikit gambar yang diterapkan secara eksklusif kepada para pemimpin." Tidak kurang dari delapan kali dalam Perjanjian Lama, Allah digambarkan sebagai gembala umat-Nya. Dalam Injil, Yesus Kristus digambarkan sebagai gembala yang baik. Tidak ada guru atau model kepemimpinan yang lebih ada delapan kualitas pemimpin gembala yang dapat kita pelajari dari gembala yang baik dalam Yohanes 10 1-18 sebagai seorang pelayan Tuhan . Dec. 10, 2016 19 1. Pertahankan batas yang jelas. Melangkahi batas-batas itu pasti akan merusak atau menghancurkan hubungan. Hal ini juga diterapkan gembala sebagai seorang pemimpin sejati. Untuk gembala, ada kandang domba di mana domba-dombanya berkumpul 10 1-2. Hal ini untuk para pemimpin berbicara ada batas etika, moral, dan lainnya yang yang perlu ditetapkan. 2. Hiduplah menjadi contoh dan teladan yang baik. Pelayanan gembala adalah harus mempraktekkan kebenaran Alkitab terlebih dahulu dihadapan domba-domba dan domba-dombanya mengikutinya” 10 3-4. Sedangkan sebagai pemimpin maka gembala bukan saja memberi contoh namun harus mampu menjadi model yang layak untuk diikuti. 3. Pribadi gembala dapat dipercayai. Domba mengikuti gembala dan pelayanannya karena mengenal dengan pasti kehidupannya sesuai dengan perkataannya, dalam jangka panjang dan relatif lama domba yang dilayani akan konsisten dengan segala pengajaran” 10 4. Sebagai pemimpin gembala harus dapat perlu menumbuhkan rasa percaya dan komitmen yang mendalam dari domba yang dipimpinnya. Karkater kepemimpinan yang teruji akan membawa pengaruh besar terhadap kualitas orang orang yang dipimpinnya. 4. Seorang gembala harus juga dapat memberikan pemenuhan pemenuhan atas kebutuhan domba yang dilayani. Seorang gembala setidaknya dapat memberi arah ke padang padang rumput yang hijau 10 9. Hal ini juga dituliskan dalam Mazmur 23 tentang apa yang menjadi kebutuhan domba secara mendetail. Sebagai seorang pemimpin, gembala juga harus dapat menajdi alternative untuk setiap kebutuhan domba yang “urgent”. 20 Bertindak dan merespon dengan benar, jangan sampai setiap keputusan pemimpin menghilangkan segi “kehidupan” dari yang dipimpin. 5. Seorang Gembala mampu berkorban dengan tingkatan pengorbanan yang semakin berat. Bukan saja bicara tentang jasmani atau batin namun juga soal nyawa. Demikian juga sebagai pemimpin, gembala harus rela bertanggung jawab untuk menghadapi musuh yang menyerang domba mereka. 6. Gembala harus mampu menginventasikan hidupnya buat domba. Sejahterakan kehidupan domba dengan menginventasikan waktu, tenaga, bahkan dana atau uang tanpa pamrih atau balas jasa. Jangan perhitungkan apa yang sudah dilakukan buat mereka karena Tuhan tidak akan pernah melupakan seluruh pelayanan ini. Jangan pernah menjadi gembala upahan yang melayani karena unsur gaji atau pemenuhan hidup, namun mengabdilah untuk Kerajaan surga dengan mahkota kemuliaan yang akan disediakan. 1 Peter 54 mengatakan “Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.” Demikian juga sebagai seorang pemimpin. Latih dan persiapkan domba menjadi calon pemimpin yang semakin baik di masa depan. Kelas kelas leadership berjenjang dan terstruktur harus dipersiapkan maksimal dari jenjang umur yang muda sampai dewasa. 7. Gembala juga mampu untuk mejalin hubungan yang akrab dan intim dengan domba. Yohanes 14 menuliskan “Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku”. Tidak ada jarak dan kekakuan yang terjadi. Rahasia pribadi menjadi sesuatu yang bisa dibagikan untuk didoakan dan dievaluasi. Sedangkan gembala sebagai pemimpin membangun hubungan 21 yang dijalin dengan domba harus tulus dan kuat. Ciptakan hubungan yang mempunyai energy untuk dapat saling melengkapi dan membutuhkan, meskipuh hal ini akan dapat dicapai dalam waktu dan kesabaran yang relatif lama. 8. Gembala pada akhirnya mempunyai Visi yang jelas dan terarah. Yesus sebagai gembala punya visi untuk domba domba lain dari kandang ini. ay 16. Demikian para gembala harus punya visi berkembang dan mendunia. Menjangkau domba domba melampaui keterbatasan dan kekurangan. Sedangkan sebagai pemimpin maka gembala harus mempunyai visi yang jelas dan yakin untuk mencapainya dengan misi misi selanjutnya. B. Kepemimpinan Seorang Gembala Yang diharapkan. Ada baiknya kita bisa kembali melihat kepada sejarah benua Amerika yang awalnya menjadi tempat pembuangan kaum Puritan Inggris yang akhirnya sekarang ini menjadi negara adi daya terbesar yang diakui di dunia. Tokoh terkenal seperti George Washington, Benjamin Franklin, John Adams dan juga Thomas Jefferson yang adalah merupakan nama nama dari sekian banyaknya presiden presiden Amerika yang pernah menjabat. Pertanyaannya adalah mengapa mereka begitu hebat kepemimpinan nya sehingga diakui oleh dunia? Darimana mereka mendapatkan pembelajaran dan pengalaman nya? Ternyata apa yang mereka dapatkan itu tidak lepas dari para bapa bapa endiri Bangsa Amerika yang memimpin dengan “hati sebagai gembala”. Sejarah pendidikan sekolah di Amerika pernah mengalami 200 tahun pembentukan karakter di sekolah sekolah mereka dengan dua sumber utama yakni Alkitab dan New England Primer, yaitu cara cara pembelajaran bahasa Ingrris permulaan untuk sekolah dasar dengan penggunaan kata kata yang bersuku kata lebih dari empat seperti environment, extraordinary dan lain sebagainya. 22 Bahkan cerita cerita dalam buku pelajaran pegangan mereka di kaitkan juga dengan cerita cerita Alkitab. Selain itu Continental Conggres America Kongres Kontinental, juga dikenal sebagai Kongres Philadelphia, adalah konvensi delegasi yang dipanggil bersama dari Tiga Belas Koloni. Itu menjadi badan pemerintahan Amerika Serikat selama Revolusi Amerika juga membeli Alkitab untuk masyarakat umum pada waktu itu supaya dibaca. Menurut hasil dari Thomas Jefferson Research Institute dalam 200 tahun pertama Negara Amerika , 90% sekolah bersifat religious, bermoral tingga dan punya etika kehidupan yang kuat. Namun hari hari ini Amerika telah kehilangan konsep da nisi hati pribadi dari “bapa bapa pendiri negara” yang begitu rohani memimpin dan menggembalakan mereka dengan Alkitab. Hingga pada akhirnya setelah melewati proses degradasi pembentukan karakter iman Kristen maka sekitar tahun1960 an Amerika menjadi negera yang anti hasil survey beberapa tahun yang lalu ternyata populasi Kristen di Amerika menurun hampir 8 persen antara 2007 dan 2014 dalam tingkat kedatangan beribadah. Dari sekitar 42 % jumlah kedatangan aktif menjadi 35 %. Namun itu sudah dimulai terindikasi penurunan ini sejak tahun 1950an ketika hanya sekitar 50% saja orang percaya yang tetap aktif beribadah di gereja Tuhan per tahun .EFEK KEHILANGAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGGEMBALAAN Penelitian yang lainnya di negeri yang sama menunjukkan setidaknya ada delapan alasan mengapa tingkat kekeristen di Amerika menurun drastis. Hal yang menjadi penekanan adalah David Guushe, “Why Is Christianity Declining”, https// / diakses tanggal 6 September 2016 23 1. Kemunafikan dan konflik di gereja. Hal ini menjadi sedikit pelik bila terjadi di pucuk pimpinan gereja yakni gembala dan tim penggembalaan. Saat hal ini terjadi bukan saja membuat jemaat pindah gereja, seperti di masa lalu, tetapi kadang-kadang membawa justru membawa mereka keluar dari agama Kristen sama sekali. 2. Pudarnya Kekristenan kultural, yakni hilangnya harapan budaya atau kekeluargaan untuk berada di gereja atau mempraktekkan kekristenan dalam kehidupan sehari hari di Amerika. Keluarga gembala sering kali nampak tidak solid, beberapa diantara mereka justru bercerai. Ada kasus- kasus terlibat pelecehan seksual dalam rumah tangga. Beberapa kasus perkosaan dan pelecehan terjadi begitu menggemparkan dunia. Hal lainnya dapat dilihat dari anak gembala tidak sedikit yang terikat dengan narkotika dan obat obat terlarang, free sex dan tidak bermoral bahkan ada juga beberapa di antaranya tidak merasa beragama. Dan banyak lagi kisah- kisah lainnya yang bisa di ceritakan. 3. Kekristenan Amerika tidak menghasilkan banyak pemimpin yang meyakinkan, bahkan gagal menciptakan pemimpin rohani yang kelak menjadi “bapa bapa rohani” bagi generasi berikutnya. Kegerakan gembala untuk menciptakan banyak pemimpin berkualitas sepertinya terhambat berbagai faktor seperti self center, lebih fokus untuk hal-hal di luar gereja seperti radio, televisi, rumah sakit dan lain lain sehingga mengurangkan dan melupakan hal penting yang menjadi fokus utama gereja dan penggembalaan yakni membangun ke dalam, membangun manusia rohani itu sendiri. Gembala dalam Penggembalaan nya masa kini selain terus memelihara prisip prinsip penggembalaan seperti Yesus yang sudah banyak dibahas dalam buku buku 24 penggembalaan dan leadership training, maka ada beberapa hal yang ingin penulis tambahkan untuk menjadi referensi dan pemahaman yang bara. Hal yang pertama untuk diperhatikan adalah gembala hari hari ini selain punya hati hamba untuk melayani namun harus juga mempunyai mentalitas seorang tentara. Andrew W. Blackwood dalam teori penggembalaan menyatakan bahwa seorang gembala harus punya nilai sebagai seorang tentara di medan perang. Kondisi dan teks dari tentara yang dimaksud di sini buka sedang berlatih atau persiapan, namun sedang ada dalam medan peperangan. Doa, Saat Teduh, pujian dan penyembahan yang sehat dan terbaik merupakan menu sehari hari dari seorang gembala sebagai persiapan dalam peperangan rohani dihari itu. Jangan biarkan waktu, kesempatan dan motivasi seorang gembala terganggu dengan segala hal yang meyurutkan semangat peperangan rohani. Hal ini tidak berarti seorang gembala tidak menikmati waktu refreshing atau waktu luang, namun disaat yang bersamaan, seorang gembala juga harus mengenakkan seluruh selengkap senjata Allah. Efesus 611-12 menyatakan “ Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”. Ayat selanjutnya memberikan arahan untuk mengambil dan memakai seluruh perlengkapan seorang tentara dalam peperangan. Bila terjadi kecerobohan atau ketertinggalan satu alat perang saja, bukan tidak mungkin kekalahan itu akan terjadi. Andrew W. Blackwood, “ A Source Book For Minister” The Westminister Pres Philadelphia 1945 25 Selain itu nilai lainnya yang bisa diambil dari seorang tentara adalah bahwa gembala harus bisa hidup teratur sebagai seorang perwira. Perwira disini adalah seorang tentara yang punya kapasitas seorang pemimpin. Dalam kesatuan Tentara Nasional Indonesia, seorang perwira yang paling rendah punya tingkat kepangkatan seorang Letnan Dua ereka yang baru saja menyelesaikan akademi militer selama kurang lebih 3,5 tahun. Hal yang penting untuk diketahui oleh seorang bagi seorang perwira pertama ini yaitu mereka akan langsung punya tugas untuk menjadi pemimpin satu grup tersendiri yang sudah dipersiapkan namanya peleton dengan jumlah tentara yang siap berjuang di medan tempur 30 – 50 seorang pemimpin gereja yang merupakan lembaga sebagai bagian dari Kerajaan Allah maka ada ketentuan ketentuan yang harus dilakukan oleh gembala dengan seksama, penuh dengan strategi dan juga pencapaian pencapain tertentu. Dia harus bukan saja ada di depan sebagai gembala yang memberi makan, memberi arahan dan memberi perlindungan kepada domba yang dilayani namun harus melatih seluruh domba dombanya untuk bisa “berperang” menghadapi kehidupan sementara di bumi ini. Perwira harus kuat dan tangguh, demikian juga seorang gembala. Perwira harus mahir untuk melihat kelebihan dan kekurangan anggota tentaranya, demikian pula seorang gembala dalam mengatur pelayanan di gerejanya. Seorang perwira menjadi seorang motivator yang ulung di medan perang untuk menaikkan semangat kesatuannya yang mungkin sedang ketakutan, kelelahan atau kebingungan, demikian juga seorang gembala dalam kotbah dan kesehariannya demikian. Bhakan seorang perwira harus rela mati untuk menolong anggota kesatuannya yang mungkin terluka, terjebak dalam sebuah situasi yang rumit dalam pertempuran, demikian juga gembala engkau harus ada di sana turut merasakan dan 26 menjadi jalan keluar buat mereka. Jangan izinkan spirit ketakutan, kelemahan, keteledoran, kemalasan ada dalam kesatuanmu, demikian pula gembala aga baik baik domba seperti perwira supaya jangan biarkan spirit yang sama masuk dalam kehidupan rohani mereka. Menurut riset dari penelitian tentang gembala atau pendeta pada tahun 2016 di USA ternyata dari 8015 orang gembala dari kalangan Injili dan Reformed, didapatkan hasil bahwa sekolah seminari atau sekolah Alkitab tidak mempersiapkan diri calon pendeta mereka untuk pelayanan penggembalaan seperti ini. Hasil survey mengejutkan sebanyak 53% dari para gembala gembala menyatakannya. Hingga hal ini menjadi tidak mengherankan kalau banyak pendeta Amerika lulusan dari seminari – seminari Alkitab memang pintar untuk berkotbah dan berdebat tentang teologia namun mereka ternyata kurang terlatih berjuang hebat dalam melayani jiwa jiwa masuk dalam penggembalaan dalam jangka waktu yang ini juga memberikan sebuah kesimpulan yang berisi saran untuk perbaikan dalam kepemimpinan Gembala dalam gereja lokal. Pertama adalah Pendeta harus membangun formasi spiritual mereka sendiri sebelum mereka memimpin atau mengajar orang lain. Anda tidak dapat memimpin di mana Anda tidak tahu Jalan. Prinsip prinsip kehidupan dan kebenaran Firman Tuhan sudah terlihat jelas dari awal pelayanan. Hal kedua adalah Pendeta harus menumbuhkan iman mereka, menghabiskan setidaknya 30 menit sehari untuk pertumbuhan pribadi, membaca Alkitab, berdoa, dan devosi di luar persiapan mengajar. Lebih banyak lebih baik! Anggaran waktu itu! Saran ketiga yang disampaikan adalah Pendeta harus menyadari bahwa mereka tidak akan menyenangkan semua orang. Beberapa orang Dr. Richard J. Krejcir ,” Statistics On Pastors” tanggal 10 Maret 2019 27 tidak akan menyukai Anda. Tidak apa-apa. berusahalah untuk menyenangkan Kristus, dan sisanya akan beres. Selanjutnya yang keempat adalah para pendeta atau gembala perlu melawan sikap apatis pribadi, keraguan, depresi, pesimisme, dan kepahitan. Hal kelima yang perlu dilakukan adalah pendeta atau gembala tidak harus menjadi pengasuh utama. Mereka harus atau memperlengkapi orang-orang untuk merekrut, melatih, dan memberdayakan sukarelawan dan pemimpin kelompok kecil untuk melakukan bagian terbesar dari pelayanan dan pelayanan pastoral. Dan hal keenam adalah untuk kesehatan dan pertumbuhan gereja yang optimal, gembala harus memiliki visi! Latih dan persiapkan mereka untuk punya visi yang besar, bertumbuh, cakupan luas dan mempermuliakan Tuhan. Namun juga yang jangan pernah dilupakan adalah karakteristik kepemimpinan gembala itu sendiri. Hal ini sering kali menjadi sebab seorang gembala gagal untuk memimpin. Walaupun dia bisa memimpin gereja lokal namun sering kali berjuang keras untuk bisa menyelesaikannya. Dalam sebuah tulisan 10 Essential Characteristics of Church Leadership menyebutkan tentang 1. Komitmen untuk misi gereja, 2 karakter ilahi dalam setiap bidang kehidupan, 3 berkomunikasi secara efektif, 4 hati yang dapat diajar dan mau belajar, 5 fleksibel, 6 berorientasi pada tim, bukan perseorangan, 7 memimpin dengan memberi contoh, 8 menyelesaikan tanggung jawab yang Punya pengaruh dalam keanggotaan, 10 Apakah mereka memiliki hati untuk melayani? KESIMPULAN Patricia ,“ 10 Essential Characteristics Church Leadership”, diakses tanggal 9 november 2016 28 Gembala dalam tugasnya menuntun dan membawa jiwa jiwa untuk mengenal teladan Kristus dalam kehidupan seharai hari amatlah tidak mudah. Pembelajaran di sekolah teologia tidak cukup memadai. Namun diperlukan sebuah ketangguhan mental dan spiritual yang cukup dari seseorang yang telah dipanggil Allah untuk menggembalakan jiwa jiwa dengan sadar dan penuh pengabdian selama hidupnya. Gembala bukan saja memiliki hati seorang hamba yang rela melayani dengan sungguh sungguh. Teladan Yesus menjadi tolak ukur penggembalaan yang alkitabiah sampai hari ini. Hati yang sungguh sungguh rindu untuk membawa jiwa jiwa dalam pertobatan yang sejati dan mengalami kehidupan yang damai dan tentram di tengah tengah carut marut kehidupan duniawi. Namun Yesus memberikan Roh KudusNya kepada setiap gembala dengan maksud yang lebih dari itu. Yesus naik ke Surga, Dia merindukan setiap anak anakNya untuk menggembalakan jiwa jiwa dengan lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Selain tugas gembala yang selalu identik sebagai pelayan Tuhan dalam tugas tugas gerejawi yang rutin, kini saatnya untuk gembala mempunyai porsi yang cukup lebih dan kuat khsusnya sebagai seorang pemimpin. Mungkin gembala sudah dipersiapkan dengan training leadership skill yang cukup. Namun kepemimpinan bukanlah bicara suatu hal yang statis, namun kepemimpinan bicara sesuatu hal yang dinamis seturut dengan perkembangan zaman yang selalu berubah dan tekanan tekanan kehidupan yang banyak mengalami deferensiasi. Kepemimpinan gembala tidak hanya kuat di dalam, namun pengaruhnya juga harus bisa dirasakan sampai keluar dari dinding gereja. Kepemimpinan gembala sekarang bukan hanya bicara tentang pelayanan yang baik dan seturut standar irman Tuhan namun juga harus sampai tujuannya kepada anak cucu generasi yang akan datang. Gembala harus mempersiapkan pelayanannya dengan sebaik mungkin namun juga dalam waktu 29 bersamaan harus meningkatkan semangat dan nilai kepemimpinannya yang bisa menghadapi perkembangan zaman dan segala perubahan yang terjadi dan bisa menghancurkan kehidupan iman, harap dan kasih diantara orang percaya. Pelayanan dan Kepemimpinan dari seorang gembala bukanlah menjadi sekedar sebuah motto yang enak untuk diingat, namun kedua hal di atas tersebut adalah sebuah nilai kehidupan Yesus yang harus menjadi identitas rohani dan jasmani dari setiap individu gembala yang telah dipanggil Tuhan secara khusus. Kegagalan dari nilai identitas ini akan membawa kapasitas orang percaya di akhir zaman menjadi tidak maksimal, namun bial dua hal ini dilakukan dengan sungguh sungguh dengan sikap hati pengabdian yang benar kepada Surga, maka gereja akan menuai , anak cucu dan generasi orang percaya di masa yang akan datang tidak akan pernah goyah sampai Yesus datang yang kedua kalinya. 30 DAFTAR PUSTAKA Blackwood Andrew W. “A Source Book for Minister” The Westminister Press Philadelphia 1945. Lutzer, Erwin. “Pastor to Pastor” Malang Gandum Mas, 2010. Barna George. “A Fish Out of Water” Jakarta Immanuel, 2004. Wagner, Peter. ”Memimpin Gereja Anda Bertumbuh” Jakarta BPK Gunung Mulia, 1995 . Sunkudon, Pieter Pilar- Pilar Kokoh Penopang Gereja Palu Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia STTII Palu, 2013. Ziglar, Zig. “Better than Good “Integrity Publisher Tennese, 2006 SUMBER LAINNYA Lori Mora, “Disayangkan Pendeta California Putuskan Bunuh Diri Karena Alasan Ini “ diakses 28 Agustus, 2018 Danu Damarjati,” Terjadi Lagi Pastor di Prancis Bunuh DIri UsaI Tuduhan Pencabulan diakses tanggal 23 Okotober 2018 Dr. Richard J. Krejcir, “Statistic On Pastor” Institute of Church Leadership Development diakses dari Thom Rainer, “The Number One Reason For The Decline In Church Attendance And Five Ways To Addres It” , diakses tanggal 19 Agustus 2013 David Guushe, “Why Is Christianity Declining”, diakses 6 September 2016 Patricia ,“ 10 Essential Characteristics Church Leadership”, diakses tanggal 9 November 2016 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Source Book for MinisterW Blackwood AndrewBlackwood Andrew W. "A Source Book for Minister" The Westminister Press Philadelphia 1945.Memimpin Gereja Anda BertumbuhPeter WagnerWagner, Peter. "Memimpin Gereja Anda Bertumbuh" Jakarta BPK Gunung Mulia, 1995 .Disayangkan Pendeta California Putuskan Bunuh Diri Karena Alasan IniLori MoraLori Mora, "Disayangkan Pendeta California Putuskan Bunuh Diri Karena Alasan Ini " diakses 28 Agustus, 2018Terjadi Lagi Pastor di Prancis Bunuh DIri UsaI Tuduhan Pencabulan diakses tanggalDanu DamarjatiDanu Damarjati," Terjadi Lagi Pastor di Prancis Bunuh DIri UsaI Tuduhan Pencabulan diakses tanggal 23 Okotober 2018The Number One Reason For The Decline In Church Attendance And Five Ways To Addres ItThom RainerThom Rainer, "The Number One Reason For The Decline In Church Attendance And Five Ways To Addres It", diakses tanggal 19 Agustus 2013Why Is Christianity DecliningDavid GuusheDavid Guushe, "Why Is Christianity Declining", diakses 6 September 2016 TuhanYesus sebagai Gembala yang Baik (Mzm. 23) juga membuat kita memiliki alasan untuk bertekun. Ini berbeda dengan "gembala-gembala" palsu yang mengorbankan domba-domba mereka untuk kenikmatan diri (Yeh. 34:2). Sebaliknya, Tuhan Yesus mengurbankan diri-Nya untuk domba-domba yang digembalakan-Nya (Yoh. 10:11-12). Brother dan sister terkasih, pernahkah Anda kesulitan tidur dan mencoba membayangkan menghitung domba? Sewaktu domba-domba berbulu lembut melompati pagar, Anda menghitung 1, 2, 3, … 245, 246, … 657, 658 …1 Bagi saya, menghitung domba tidak membuat saya mengantuk. Saya khawatir melupakan atau kehilangan satu ekor, dan itu membuat saya tetap terjaga. Dengan si anak gembala yang kemudian menjadi raja, kita memaklumkan “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku.”2 GambarKaca patri Gembala Yang Baik Pada saat Paskah ini, kita memuliakan Gembala yang Baik, yang juga adalah Anak Domba Allah. Di antara semua gelar ilahi-Nya, tidak ada yang lain yang lebih lembut atau mengungkap. Kita belajar banyak dari rujukan Juruselamat kepada diri-Nya Sendiri sebagai Gembala yang Baik dan dari kesaksian kenabian mengenai Dia sebagai Anak Domba Allah. Peranan dan simbol ini saling melengkapi dengan kuatnya—siapakah yang lebih baik menolong setiap anak domba yang berharga dengan lebih baik selain Sang Gembala yang Baik, yang menjadi Gembala kita yang lebih baik daripada Anak Domba Allah? “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Putra-Nya yang Tunggal,” dan Putra Tunggal Allah menyerahkan nyawa-Nya dalam kepatuhan yang ikhlas kepada Yesus bersaksi, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”4 Yesus memiliki kuasa untuk menyerahkan nyawa-Nya dan kuasa untuk mengambilnya Bersatu dengan Bapa-Nya, Juruselamat kita secara unik memberkati kita, baik sebagai Gembala kita yang Baik maupun sebagai Anak Domba Allah. Sebagai Gembala kita yang Baik, Yesus Kristus memanggil kita dalam suara-Nya dan nama-Nya. Dia mencari dan mengumpulkan kita. Dia mengajari kita cara memberikan pelayanan dalam kasih. Marilah kita mempertimbangkan tiga tema ini, dimulai dengan Dia memanggil kita dalam suara-Nya dan nama-Nya. Pertama, Gembala kita yang Baik “memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya. … Mereka mengenal suara-Nya.”6 Dan “dalam nama-Nya Sendiri Dia memanggilmu, yang adalah nama Kristus.”7 Sewaktu kita mengupayakan dengan niat yang sungguh-sungguh untuk mengikuti Yesus Kristus, ilham datang untuk melakukan yang baik, untuk mengasihi Allah, dan untuk Sewaktu kita menelaah, merenungkan, dan berdoa, sewaktu kita secara teratur memperbarui perjanjian sakramen dan bait suci; dan sewaktu kita mengajak semua orang untuk datang pada Injil dan tata cara-tata cara-Nya, kita menyimak suara-Nya. Di zaman kita, Presiden Russell M. Nelson menasihati kita untuk menyebut Gereja yang dipulihkan dengan nama yang Yesus Kristus wahyukan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Tuhan berfirman, “Apa pun yang akan kamu lakukan, kamu akan melakukannya dalam nama-Ku; oleh karena itu kamu akan menamai gereja dengan nama-Ku; dan kamu akan meminta kepada Bapa dalam nama-Ku agar Dia akan memberkati gereja demi kepentingan-Ku.”10 Di seluruh dunia, di hati dan rumah kita, kita berseru kepada Bapa dalam nama Yesus Kristus. Kita bersyukur atas berkat yang begitu murah hati berupa ibadat, penelaahan Injil, dan kegiatan keluarga kita yang berpusat di rumah dan didukung Gereja, yang sehat. Kedua, Gembala kita yang Baik mencari dan mengumpulkan kita ke dalam satu kawanan-Nya. Dia bertanya, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?”11 Juruselamat kita menjangkau yang satu dan yang sembilan puluh sembilan, sering kali pada waktu yang bersamaan. Sewaktu kita melakukan pelayanan, kita memberikan pengakuan kepada yang sembilan puluh sembilan yang tabah dan tak tergerakkan, bahkan ketika kita mendambakan yang satu yang telah tersesat. Tuhan kita mencari dan membawa kita “keluar dari segala tempat,”12 “dari keempat penjuru bumi.”13 Dia mengumpulkan kita melalui perjanjian kudus dan darah Juruselamat memberi tahu para murid Perjanjian Baru-Nya, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini.”15 Di benua Amerika, Tuhan yang telah bangkit bersaksi kepada anak-anak perjanjian Lehi, “Kamu adalah domba-domba-Ku.”16 Dan Yesus berfirman masih ada domba-domba lain yang akan mendengar Betapa Kitab Mormon merupakan suatu berkat sebagai satu kesaksian lagi yang bersaksi akan suara Yesus Kristus! Yesus Kristus mengundang Gereja untuk menerima semua yang mendengar suara-Nya18 dan menaati perintah-perintah-Nya. Ajaran Kristus mencakup pembaptisan dengan air dan dengan api, serta Roh Nefi bertanya, “Jika Anak Domba Allah, Dia yang kudus, mestilah perlu dibaptis dengan air, untuk menggenapi segala kebenaran, ah, maka, betapa jauh lebih perlunya bagi kita, yang tidak kudus, untuk dibaptis, ya, bahkan dengan air!”20 GambarYohanes membaptiskan Yesus Hari ini, Juruselamat kita menghasratkan agar apa yang kita lakukan dan menjadi siapa kiranya kita akan mengundang orang lain untuk datang, mengikuti Dia. Datang temukan kasih, penyembuhan, hubungan, dan keterikatan melalui perjanjian di dalam Dia, termasuk di dalam bait suci kudus Allah, di mana tata cara sakral keselamatan dapat memberkati seluruh anggota keluarga, dengan demikian mengumpulkan Israel di kedua sisi Ketiga, sebagai “Gembala Israel,”22 Yesus Kristus meneladankan bagaimana para gembala di Israel memberikan pelayanan dalam kasih. Ketika Tuhan bertanya apakah kita mengasihi Dia, seperti yang Dia lakukan kepada Simon Petrus, Juruselamat memohon “Gembalakanlah domba-domba-Ku. … Gembalakanlah domba-domba-Ku. … Gembalakanlah domba-domba-Ku.”23 Tuhan berjanji bahwa ketika para gembala-Nya menggembalakan anak-anak domba dan domba-domba-Nya, mereka dalam kawanan-Nya “tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun.”24 Gembala kita yang baik memperingatkan bahwa para gembala di Israel tidak boleh terlelap,25 tidak juga menyerakkan atau menyebabkan tersesatnya domba,26 tidak juga mengambil jalan kita sendiri untuk keuntungan diri Para gembala Allah hendaknya memperkuat, menyembuhkan, membalut yang terluka, membawa kembali yang terusir pergi, mencari yang Tuhan juga memperingatkan akan orang upahan, yang “tidak memperhatikan domba-domba,”29 dan “para nabi palsu, yang datang kepadamu dalam pakaian domba, tetapi di dalamnya mereka adalah serigala yang rakus.”30 Gembala kita yang Baik bersukacita ketika kita menggunakan hak pilihan moral dengan niat dan iman. Mereka dalam kawanan-Nya memandang kepada Juruselamat kita dalam rasa syukur atas kurban pendamaian-Nya. Kita membuat perjanjian untuk mengikuti Dia, tidak secara pasif, buta, atau “malu-malu,” melainkan menghasratkan dengan segenap hati dan pikiran kita untuk mengasihi Allah dan sesama kita, saling menanggung beban dan bersukacita dalam sukacita satu sama lain. Sebagaimana Kristus dengan sepenuhnya mendedikasikan kehendak-Nya pada kehendak Bapa, begitu pula kita dengan khidmat mengambil ke atas diri kita nama-Nya. Kita berupaya untuk bergabung dalam pekerjaan-Nya mengumpulkan dan memberikan pelayanan kepada semua anak Allah. Brother dan sister, Yesus Kristus adalah Gembala kita yang Baik yang sempurna. Karena Dia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita dan kini telah dibangkitkan secara mulia, Yesus Kristus juga adalah Anak Domba Allah yang Anak Domba Allah yang dikurbankan telah diberikan pertandanya sejak awal. Malaikat memberi tahu Adam bahwa kurbannya “adalah suatu kemiripan dari pengurbanan Anak Tunggal Bapa,” yang mengundang kita untuk “bertobat dan meminta kepada Allah dalam nama Putra sepanjang masa.”32 Bapa Abraham, yang menegakkan berkat-berkat perjanjian bagi semua bangsa di bumi, mengalami apa artinya mempersembahkan putra tunggalnya. “Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya Bapa.’ Sahut Abraham Ya, anakku.’ Bertanyalah ia “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba itu … ? Sahut Abraham Allah yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran bagi-Nya, anakku.’”33 Para rasul dan nabi telah meramalkan dan bersukacita akan misi Anak Domba Allah yang telah ditahbiskan sebelum kehidupan ini. Yohanes di Dunia Lama dan Nefi di Dunia Baru bersaksi akan “Anak Domba Allah,”34 “ya, bahkan Putra Bapa Yang Kekal, … Penebus Dunia.”35 Abinadi bersaksi akan kurban pendamaian Yesus Kristus “Kita semua, seperti domba, telah tersesat; kita telah berpaling setiap orang pada jalannya sendiri; dan Tuhan telah meletakkan ke atas dirinya kedurhakaan dari kita semua.”36 Alma menyebut kurban yang besar dan terakhir dari Putra Allah “satu hal yang memiliki kepentingan lebih daripada itu semua.” Alma mengimbau, “Miliki iman kepada Anak Domba Allah,” “datanglah dan janganlah takut.”37 Seorang teman baik berbagi bagaimana dia memperoleh kesaksiannya yang berharga akan Pendamaian Yesus Kristus. Dia tumbuh memercayai dosa selalu mendatangkan hukuman yang besar, ditanggung oleh kita sendiri. Dia memohon kepada Allah untuk memahami kemungkinan pengampunan ilahi. Dia berdoa untuk memahami dan mengetahui bagaimana Yesus Kristus dapat mengampuni mereka yang bertobat, bagaimana belas kasihan dapat memuaskan keadilan. Suatu hari doanya dijawab dalam sebuah pengalaman rohani yang mendatangkan perubahan. Seorang pemuda yang putus asa datang berlari dari toko kelontong membawa dua tas berisi makanan curian. Dia berlari ke jalanan yang padat, dikejar oleh manajer toko, yang menangkapnya serta mulai berteriak-teriak dan berkelahi. Alih-alih merasa menghakimi terhadap pemuda yang ketakutan itu sebagai seorang pencuri, teman saya mendapati dirinya secara tidak terduga dipenuhi dengan rasa iba yang besar baginya. Tanpa rasa takut atau memperhatikan keselamatannya sendiri, dia berjalan maju menghampiri dua pria yang bertikai itu. Dia mendapati dirinya mengatakan, “Saya akan membayar semua makanan itu. Mohon biarkanlah dia pergi. Mohon perkenankan saya membayar makanan itu.” Didorong oleh Roh Kudus dan dipenuhi dengan kasih yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, teman saya berkata, “yang ingin saya lakukan hanyalah membantu dan menyelamatkan pemuda itu.” Teman saya berkata dia mulai memahami Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya—bagaimana dan mengapa dengan kasih yang murni dan sempurna Yesus Kristus bersedia berkurban untuk menjadi Juruselamat dan Penebusnya, dan mengapa dia menginginkan Dia menjadi Penebus dan Tidak heran kita menyanyikan Lihat Gembala yang Baik, Mencari yang t’lah hilang. S’lamatkan m’reka kembali, Dengan kurban Sebagai Anak Domba Allah, Juruselamat kita mengetahui ketika kita merasa sendirian, tak berarti, tidak yakin, atau takut. Dalam penglihatan, Nefi melihat kuasa Anak Domba Allah “turun ke atas para orang suci dari gereja Anak Domba, dan ke atas umat perjanjian Tuhan.” Meski “tercerai-berai di atas seluruh muka bumi, … mereka dipersenjatai dengan kebenaran dan dengan kuasa Allah dalam kemuliaan besar.”40 Janji berupa pengharapan dan penghiburan ini mencakup zaman kita. Apakah Anda satu-satunya anggota Gereja di keluarga, sekolah, tempat kerja, atau komunitas Anda? Apakah cabang Anda terkadang terasa kecil atau terpencil? Apakah Anda telah pindah ke suatu tempat baru, mungkin dengan bahasa dan adat istiadat yang asing? Mungkin keadaan hidup Anda telah berubah, dan apa yang tidak pernah Anda bayangkan dapat terjadi, kini menghadang Anda? Juruselamat kita meyakinkan kita, apa pun keadaan kita, siapa pun kita, dalam perkataan Yesaya “Ia akan menghimpunnya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.”41 GambarGembala yang Baik mengumpulkan domba-domba-Nya Brother dan sister, Gembala kita yang Baik memanggil kita dalam suara-Nya dan nama-Nya. Dia mencari, mengumpulkan, dan datang kepada umat-Nya. Melalui para nabi-Nya dan kita masing-masing, Dia mengundang semua untuk menemukan kedamaian, tujuan, penyembuhan, dan sukacita dalam kegenapan Injil-Nya yang dipulihkan dan di jalan perjanjian-Nya. Melalui teladan, Dia mengajari para gembala Israel untuk memberikan pelayanan dalam kasih-Nya. Sebagai Anak Domba Allah, misi ilahi Yesus dipratahbiskan dan disukacitai oleh para rasul dan nabi. Pendamaian-Nya, yang tak terbatas dan kekal, adalah inti dari rencana kebahagiaan dan tujuan penciptaan. Dia meyakinkan kita bahwa Dia membawa kita di sisi hati-Nya. Brother dan sister terkasih, semoga kita berhasrat untuk menjadi “para pengikut Allah dan Anak Domba yang rendah hati,”42 mungkin suatu hari kelak agar nama kita tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba,43 untuk menyanyikan lagu Anak Domba,44 untuk diundang ke perjamuan malam Anak Sebagai Gembala dan Anak Domba, Dia memanggil, Datanglah kembali “pada pengetahuan yang sejati … tentang Penebus [Anda], … gembala [kita] yang agung dan sejati.”46 Dia berjanji bahwa “dengan kasih karunia-Nya [kita] boleh menjadi sempurna di dalam Kristus.”47 Pada saat Paskah ini, kita memuji Dia “Anak Domba itu layak!”48 Hosana kepada Allah dan Anak Domba!”49 Saya bersaksi tentang Dia, Gembala kita yang Baik yang sempurna, Anak Domba Allah yang sempurna. Dia memanggil kita dengan nama kita, dalam nama-Nya—yaitu nama sakral dan kudus Yesus Kristus—amin. Diterjemahkanoleh: Widi Astuti. Diproduksi oleh: Bible for Children www.M1914.org. Bertahun-tahun yang lalu, pada masa pemerintahan. Raja Saul di Israel, seorang anak laki-laki bernama Daud menolong ketujuh orang kakaknya untuk menjaga kawanan domba ayah mereka. Walaupun dia yang termuda, Daud seorang yang kuat, seorang anak laki-laki yang
”Seperti seorang gembala ia akan menggembalakan kawanannya. Dengan lengannya ia akan mengumpulkan anak-anak domba; dan di dadanya ia akan membawa mereka.”​—YESAYA 4011. GEMBALA sering disebutkan dalam Alkitab, mulai dari buku yang pertama, Kejadian, sampai buku yang terakhir, Penyingkapan, atau Wahyu. Kejadian 42; Penyingkapan 125 Tokoh-tokoh seperti Abraham, Musa, dan Raja Daud, adalah gembala. Sang pemazmur Daud dengan indah melukiskan tanggung jawab dan kekhawatiran seorang gembala yang baik. Dan, sebuah mazmur yang bisa jadi ditulis oleh Asaf menyebut Daud sebagai gembala atas umat Allah pada zaman dahulu.​—Mazmur 7870-72. Belakangan, pada zaman Yesus, menggembalakan domba masih merupakan pekerjaan yang penting. Yesus menyebut dirinya ”gembala yang baik” dan sering menggunakan sifat-sifat gembala yang baik untuk mengajarkan hal-hal penting. Yohanes 102-4, 11 Bahkan, Allah Yehuwa Yang Mahakuasa, disamakan dengan ”seorang gembala”.​—Yesaya 4010, 11; Mazmur 231-4. Binatang apa saja yang diurus oleh seorang gembala? Apa saja yang harus ia lakukan? Apa yang bisa kita pelajari dari para gembala yang bekerja keras? Domba dan Kambing Para gembala di Israel kuno kemungkinan besar mengurus domba-domba Karakul, yang memiliki ekor yang besar dan berlemak serta bulu yang tebal. Yang jantan bertanduk, sementara yang betina tidak. Binatang-binatang yang jinak ini penurut dan sama sekali tidak berdaya menghadapi alam sekitar dan pemangsa. Gembala juga mengurus kambing. Biasanya, kambing berwarna hitam atau cokelat. Kuping mereka, yang panjang dan terkelepai, mudah robek karena tersangkut duri dan semak belukar ketika mereka memanjat lereng bukit yang berbatu dan makan di semak-semak. Gembala harus terus melatih domba dan kambing untuk mematuhi perintahnya. Hal ini tidaklah mudah. Walaupun begitu, gembala yang baik merawat kawanannya dengan lembut, bahkan memberi mereka nama yang mereka kenali.​—Yohanes 1014, 16. Pekerjaan Gembala di Berbagai Musim Pada musim semi, gembala setiap hari menggiring kawanan dari kandang di dekat rumahnya agar mereka bisa merumput di padang yang subur dan hijau. Selama musim ini, kawanan akan bertambah besar karena kelahiran anak-anak domba dan kambing. Pada saat itu, para pekerja juga akan memangkas bulu domba, dan ini adalah saat yang menggembirakan! Seseorang yang sederhana mungkin hanya punya beberapa ekor domba. Jadi, dia sering meminta bantuan seorang gembala upahan, yang akan menggabungkan beberapa kawanan kecil. Gembala upahan biasanya tidak terlalu memedulikan ternak yang bukan miliknya.​—Yohanes 1012, 13. Setelah ladang di dekat desanya selesai dipanen, para gembala akan membawa dombanya untuk memakan tunas dan biji-bijian yang tersisa. Saat musim panas tiba, para gembala memindahkan kawanan ke padang yang lebih sejuk di dataran tinggi. Para gembala bisa bekerja dan tidur di alam terbuka hingga berhari-hari, supaya kawanan bisa merumput di tebing yang hijau. Pada malam hari, ia tidak tidur untuk menjaga kawanan. Kadang-kadang, gembala bisa membawa kawanan ke dalam gua di malam hari, sehingga mereka terlindung dari anjing hutan dan dubuk. Jika lolongan seekor dubuk membuat panik kawanan di kegelapan malam, suara sang gembala yang lembut dan menenteramkan akan menenangkan mereka. Setiap malam, gembala akan menghitung dan memastikan kesehatan setiap domba. Di pagi hari, ia akan memanggil kawanan, dan mereka akan mengikutinya ke padang rumput. Yohanes 103, 4 Pada tengah hari, gembala menuntun kawanan untuk minum dari kolam air yang sejuk. Saat kolam air mengering, gembala menggiring mereka ke sumur dan menimba air untuk mereka. Menjelang berakhirnya musim kering, seorang gembala mungkin akan memindahkan kawanannya ke daerah pesisir dan lembah. Saat musim dingin datang, sang gembala akan menggiring kawanan kembali ke kandang yang tertutup. Jika tidak, domba-domba tersebut bisa mati karena hujan deras, badai es, dan salju. Dari bulan November sampai musim semi, para gembala tidak akan membawa kawanan mereka ke luar. Perlengkapan Kerja Pakaian gembala sederhana namun kuat. Untuk melindunginya dari hujan dan udara malam yang dingin, ia bisa jadi memakai mantel yang terbuat dari bulu domba, dengan bagian bulu di sebelah dalam. Di balik mantelnya, ia mengenakan baju panjang. Sandal yang ia pakai melindungi kakinya dari kerikil tajam dan duri, dan ia mengikatkan kain wol di kepalanya. Perlengkapan seorang gembala biasanya mencakup Sebuah tas kulit yang berisi persediaan makanan, seperti roti, zaitun, buah kering, dan keju 1; kayu pemukul sebagai senjata yang kuat, biasanya sepanjang satu meter dengan batu-batu tajam di ujungnya 2; pisau 3; tongkat, yang digunakan sang gembala untuk menopang tubuhnya sewaktu berjalan atau mendaki 4; tempat air minum 5; wadah lipat dari kulit untuk menimba air dari sumur yang dalam 6; katapel, untuk melontarkan batu ke arah domba atau kambing yang mulai menjauh agar kembali, atau untuk mengusir binatang buas yang mengintai 7; dan seruling, yang ia mainkan sebagai hiburan dan untuk menenangkan kawanan 8. Dari binatang-binatang yang diurusnya, sang gembala memperoleh bahan-bahan pokok, seperti susu dan daging. Bulu dan kulit domba digunakan untuk membuat pakaian dan tempat air, juga sebagai alat tukar. Bulu kambing dipintal menjadi kain, dan domba maupun kambing digunakan sebagai binatang korban. Teladan bagi Kita Gembala yang baik bisa diandalkan, rajin, dan berani. Mereka bahkan mempertaruhkan nyawa untuk melindungi kawanan.​—1 Samuel 1734-36. Maka, tidak mengherankan jika Yesus dan murid-muridnya menganjurkan para pengawas Kristen untuk meniru para gembala. Yohanes 2115-17; Kisah 2028 Sama seperti gembala yang baik pada zaman Alkitab, para pengawas di sidang jemaat dewasa ini berupaya keras untuk ’menggembalakan kawanan domba Allah yang ada dalam pemeliharaan [mereka], tidak dengan terpaksa, tetapi dengan rela; juga tidak karena mencintai keuntungan yang diperoleh dengan tidak jujur, tetapi dengan penuh semangat’.​—1 Petrus 52.
Gembalagembala Israel dan Domba-domba Mereka (34:1-31). Karena para gembala, atau penguasa dalam perumpamaan ini telah menjadi acuh tak acuh dan mementingkan diri sendiri, maka Tuhan akan menghukum mereka (ay. 1-10). Tuhan sendiri akan menemukan domba-domba itu dan menjadi Gembala Yang Baik (ay. 11-16). DalamAlkitab kata gembala disebutkan 82 kali, domba 500 kali; ini menunjukkan bahwa keduanya ini begitu penting bagi umat Tuhan, juga di dalam rencana dan kehendak Allah. Tuhan ingin kita mencintai Allah dan juga mencintai jiwa- jiwa seperti gembala yang baik yang menggembalakan domba-dombanya dengan kasih. DltYU5J.
  • hocizuy420.pages.dev/159
  • hocizuy420.pages.dev/677
  • hocizuy420.pages.dev/45
  • hocizuy420.pages.dev/503
  • hocizuy420.pages.dev/619
  • hocizuy420.pages.dev/632
  • hocizuy420.pages.dev/922
  • hocizuy420.pages.dev/630
  • hocizuy420.pages.dev/140
  • hocizuy420.pages.dev/731
  • hocizuy420.pages.dev/136
  • hocizuy420.pages.dev/119
  • hocizuy420.pages.dev/690
  • hocizuy420.pages.dev/407
  • hocizuy420.pages.dev/45
  • gembala domba di israel